Setiap langkah, di langkah kan mahasiswa dan masyarakat muslim Indonesia di Shanghai untuk menuju ke masjid Huxi. Sebuah Masjid yang terletak dengan pusat kota Shanghai, dan dekat dengan keramaian kota. Masjid yang menyajikan interior modern serta penduduk sekitar masjid yang ramah. Yang kami datang selalu dengan sapa an “Assalamualaikum”. Serta Imam masjid Huxi yang selalu mendukung dan memperbolehkan kami mengunakan masjid untuk kepentingan kajian rutin kami. Inilah arti makna dari “Saudara se-iman”. Selalu mendukung dan membantu sesama saudara muslim untuk melakukan ibadah tanpa melihat kulit, ras, dan asal negara.
“Welcome” adalah kata yang cocok mengambarkan kondisi muslim di negeri Tiongkok untuk tetap melakukan ibadah. Shangai pun sangat ramah dan bersahaja bagi muslimah yang mengenakan hijab. Tak jarang juga kami melihat muslimah warga lokal sini mengunakan hijab, atau terkadang seorang laki-laki yang hadir di keramaian dengan tetap mengunakan identitas khas Muslim diatas kepala nya berupa kopyah. Tidak sesekali pula, orang muslim Tiongkok sini yang mengucapkan salam kepada kami saat berpergian.
Hingga suatu momen, mengajarkan kita tentang arti ramah dan bersahaja warga lokal sini terhadap warga asing muslim. Suatu hari, kami berada di tempat yang cukup jauh untuk menjangkau masjid terdekat, sementara waktu shalat Maghrib pada saat itu tidak cukup untuk bisa sampai menjangkau masjid tersebut. Bisa dikatakan waktu maghrib yang sangat pendek untuk bisa sampai masjid tersebut .Tidak ada solusi lagi, Kami akhirnya mencari sebuah tempat pojok di salah satu pusat keramaian untuk hanya sekedar melakukan shalat maghrib berjaamaah. Tentu kami menjadi pusat perhatian banyak orang yang melintas. Setelah salam, tak disangka ternyata ada seorang satpam setempat yang berusaha menjaga kami untuk melakukan shalat dari gangguan orang lain yang melintas. Serta menyuruh orang sekitar untuk tidak menganggu dan langsung disuruh tetap berjalan. Terima kasih ucapkan ke satpam tersebut, karena pasti tentu satpam tersebut juga merupakan warga lokal sini.
Hidup di negeri minoritas muslim seperti Tiongkok, bukanlah hal yang terlalu susah untuk bisa selalu Amar ma’ruf nahi munkar. Tapi, juga terkadang mengalami kesulitan. Justru dari negeri Tiongkok ini lah, kami belajar banyak. Tentang arti perbedaan, Keluarga Saudara se-iman, Respect antar sesama muslim Tiongkok, dan menghargai antar sesama warga lokal, dan perjuangan untuk selalu menguatkan Iman dan selalu beribadah kepada Allah SWT. Di negeri ini, bukan hanya sekedar belajar tentang jurusan yang kita pelajari disini, tetapi dinegeri ini. Kita bisa serambi berdakhwah menyebarkan agama Islam yang sesuai Al-Quran dan Al-Hadist serta menjadi lahan pahala di akhirat nanti.