Rangkuman Kajian Cabang Istimewa Muhammadiyah Asia Timur
Edisi 10 Desember 2017
Pembicara:
Ust. Zaky Al Rasyid,Lc
(Mahasiswa Pasca Sarjana Ushul Fikih, Al-Azhar University, Cairo-Koordinator Majelis Pendidikan dan Keilmuan PCIM Mesir 2015/2017)
Dirangkum Oleh :
Tirta Anhari (Kabid IT PCIMT / Mahasiswa S2 Teknik Informatika BUCT Beijing)
Tema:
Refleksi Maulid Nabi-Jalan Ittiba’ Menuju Khairu Ummah
Isi Kajian:
Muqadimah
12 Rabiul Awal, adalah hari lahir Nabi Muhamamd SAW. Hari dimana, lahirnya seorang manusia teladan sepanjang masa. Memperingati hari lahir (selanjutnya disebut maulid) adalah berkaitannya momentum untuk memperbaharui niat dan semangat untuk beribadah kepada Allah SWT. Memang, banyak perdebatan yang menganjurkan atau tidaknya memperingati maulid. Tetapi, dengan momentum ini, kita dapat memperingati hari maulid Nabi Mulia SAW, untuk merefleksi dan memperingati agar lebih bersemangat dalam menjalani sunnah-nya dan mengikuti jejaknya menuju khairu ummah.
Ittiba Menuju Khairu Ummah
merupakan itsm masdar/ kata benda yang dalam bahasa arab yang artinya berjalan/mengikuti dari belakang, tema kita adalah menjadikan momentum maulid Nabi untuk mengikuti nabi sehingga menjadi ummah yang khairu (yang baik). Nabi Muhammad SAW, menyempurnakan dan menggantikan ajaran sebelumnya (Nabi Isa as, Nabi Musa as, Nabi Daud as) , namun semua nabi mengajarkan hal yang sama, yaitu menyembah Allah SWT. Ajaran Nabi Muhamamd SAW mengandung 3 unsur utama. Yaitu, aqidah, ibadah dan akhlaq. 3 unsur utama ini menjadi dakwah utama Nabi SAW sampai hari ini yang dilanjutkan ulama-ulama sehingga semua tata cara kehidupan menjadi teratur sesuai dengan aturan Islam yang rahmatan lil alamin. Pada prinsipnya, menjadi ummah yang khair harus baik dalam 3 hal ini sekaligus sesuai apa yang dicontohkan nabi dalam keseharian dan sunnah-sunnahnya.
Dakwah Nabi, Menerima wahyu dan mengamalkannya
Imam Sya’rawi dalam kitabnya, bahwa Rasulullah SAW dalam setiap detik kehidupannya dalam hal perkataan, perbuatan, semua terangkum dalam sunnah-sunnahnya yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Maka, Nabi Muhammad Rasulullah SAW disebut sebagai Al-Qur’an yang berjalan dimuka bumi. Artinya, semua perbuatan dan perkataan yang tercermin dalam diri Rasulullah SAW mencerminkan secara utuh isi dari Al-Qur’an Al-karim. Bagaimana tidak? Yang dapat mencerminkan Al-Qur’an yang mulia adalah manusia mulia. (semoga kita menjadi orang yang berusaha mengamalkan Al-Qur’an).
3 Fungsi Sunnah Nabi Muhammad SAW
1. Menguatkan isi dari Al-Qur’an (baik secara konsep maupun praktik)
2. Menjelaskan lebih lanjut isi Al-Qur’an yang belum dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an. (contoh: Sholat, Zakat dsb.)
3. Menjelaskan hukum yang lebih rinci dari Al-Qur’an. (contoh: emas dan sutera yang tidak boleh dipakai laki-laki dsb.)
Mengikuti Nabi Muhamamd SAW sama dengan mengikuti perintah Allah
Firman Allah SWT (QS. An-Nisa:80);
Yang artinya: “Barang siapa yang menaati utusan Allah, maka taat kepada Allah”. Firman Allah SWT tersebut mutlak untuk kita taati bahwa Allah mengajarkan langsung melalui malaikat jibril untuk kita ikuti (ittiba) dalam rangka menjadi hamba Allah yang khairu ummah. Kesimpulannya, memperingati maulid nabi adalah salah satu momentum untuk kita umat muslim dalam merefleksi, mengevaluasi ibadah dan ketaatan kita kepada Allah dan tentu merefleksi lagi sunnah Nabi Muhammad SAW untuk diterapkan dalam kehidupan kita. Pada prinsipnya, menjadi umat Nabi Muhammad SAW adalah saling menjaga kerukunan dan menjaga akhlak yang baik untuk diterapkan dalam kondisi apapun, termasuk menyikapi perbedaan pandangan. Tentu, kita tidak akan berhenti belajar dari sumber otentik dan guru/ ilmu yang mempuni sesuai bidangnya, yang merujuk kepada sumber utama yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Semoga kita terus mengadakan majelis ilmu untuk terus memperbaharui ilmu dan mengamalkan setelahnya.
Rindu kami padamu, Ya Rasulullah…
Edisi 10 Desember 2017
Pembicara:
Ust. Zaky Al Rasyid,Lc
(Mahasiswa Pasca Sarjana Ushul Fikih, Al-Azhar University, Cairo-Koordinator Majelis Pendidikan dan Keilmuan PCIM Mesir 2015/2017)
Dirangkum Oleh :
Tirta Anhari (Kabid IT PCIMT / Mahasiswa S2 Teknik Informatika BUCT Beijing)
Tema:
Refleksi Maulid Nabi-Jalan Ittiba’ Menuju Khairu Ummah
Isi Kajian:
Muqadimah
12 Rabiul Awal, adalah hari lahir Nabi Muhamamd SAW. Hari dimana, lahirnya seorang manusia teladan sepanjang masa. Memperingati hari lahir (selanjutnya disebut maulid) adalah berkaitannya momentum untuk memperbaharui niat dan semangat untuk beribadah kepada Allah SWT. Memang, banyak perdebatan yang menganjurkan atau tidaknya memperingati maulid. Tetapi, dengan momentum ini, kita dapat memperingati hari maulid Nabi Mulia SAW, untuk merefleksi dan memperingati agar lebih bersemangat dalam menjalani sunnah-nya dan mengikuti jejaknya menuju khairu ummah.
Ittiba Menuju Khairu Ummah
merupakan itsm masdar/ kata benda yang dalam bahasa arab yang artinya berjalan/mengikuti dari belakang, tema kita adalah menjadikan momentum maulid Nabi untuk mengikuti nabi sehingga menjadi ummah yang khairu (yang baik). Nabi Muhammad SAW, menyempurnakan dan menggantikan ajaran sebelumnya (Nabi Isa as, Nabi Musa as, Nabi Daud as) , namun semua nabi mengajarkan hal yang sama, yaitu menyembah Allah SWT. Ajaran Nabi Muhamamd SAW mengandung 3 unsur utama. Yaitu, aqidah, ibadah dan akhlaq. 3 unsur utama ini menjadi dakwah utama Nabi SAW sampai hari ini yang dilanjutkan ulama-ulama sehingga semua tata cara kehidupan menjadi teratur sesuai dengan aturan Islam yang rahmatan lil alamin. Pada prinsipnya, menjadi ummah yang khair harus baik dalam 3 hal ini sekaligus sesuai apa yang dicontohkan nabi dalam keseharian dan sunnah-sunnahnya.
Dakwah Nabi, Menerima wahyu dan mengamalkannya
Imam Sya’rawi dalam kitabnya, bahwa Rasulullah SAW dalam setiap detik kehidupannya dalam hal perkataan, perbuatan, semua terangkum dalam sunnah-sunnahnya yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Maka, Nabi Muhammad Rasulullah SAW disebut sebagai Al-Qur’an yang berjalan dimuka bumi. Artinya, semua perbuatan dan perkataan yang tercermin dalam diri Rasulullah SAW mencerminkan secara utuh isi dari Al-Qur’an Al-karim. Bagaimana tidak? Yang dapat mencerminkan Al-Qur’an yang mulia adalah manusia mulia. (semoga kita menjadi orang yang berusaha mengamalkan Al-Qur’an).
3 Fungsi Sunnah Nabi Muhammad SAW
1. Menguatkan isi dari Al-Qur’an (baik secara konsep maupun praktik)
2. Menjelaskan lebih lanjut isi Al-Qur’an yang belum dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an. (contoh: Sholat, Zakat dsb.)
3. Menjelaskan hukum yang lebih rinci dari Al-Qur’an. (contoh: emas dan sutera yang tidak boleh dipakai laki-laki dsb.)
Mengikuti Nabi Muhamamd SAW sama dengan mengikuti perintah Allah
Firman Allah SWT (QS. An-Nisa:80);
Yang artinya: “Barang siapa yang menaati utusan Allah, maka taat kepada Allah”. Firman Allah SWT tersebut mutlak untuk kita taati bahwa Allah mengajarkan langsung melalui malaikat jibril untuk kita ikuti (ittiba) dalam rangka menjadi hamba Allah yang khairu ummah. Kesimpulannya, memperingati maulid nabi adalah salah satu momentum untuk kita umat muslim dalam merefleksi, mengevaluasi ibadah dan ketaatan kita kepada Allah dan tentu merefleksi lagi sunnah Nabi Muhammad SAW untuk diterapkan dalam kehidupan kita. Pada prinsipnya, menjadi umat Nabi Muhammad SAW adalah saling menjaga kerukunan dan menjaga akhlak yang baik untuk diterapkan dalam kondisi apapun, termasuk menyikapi perbedaan pandangan. Tentu, kita tidak akan berhenti belajar dari sumber otentik dan guru/ ilmu yang mempuni sesuai bidangnya, yang merujuk kepada sumber utama yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Semoga kita terus mengadakan majelis ilmu untuk terus memperbaharui ilmu dan mengamalkan setelahnya.
Rindu kami padamu, Ya Rasulullah…