Prof Habib Chirzin bersama Dr Ziaudin Sardar

Dr. Ziauddin Sardar selalu menginspirasi dengan pemikirannya yang futuristic. Sekarang Dr Ziaudin Sardar sedang mewacanakan "Postnormal Times".
Senang bertemu kembali dengan Dr. Ziauddin Sardar sebagai Board of Academic IIIT, dalam Limited Dialog bersama Dato Sri Dr. Anwar Ibrahim, board of trustees IIIT; Dr. Hisham AlTalib, President IIIT Washington DC; Prof. Dato Wira, Dr. Jamil Osman, Dir IIIT East Asia and South East Asia Kuala Lumpur, Prof. Dato Seri Dr. Zaleha Kamaruddin, mantan Rector IIUM dan lain lain.
Kebanyakan kita mengenal Ziaudin Sardar, lewat buku -bukunya yang futuristic :
Era kontemporer didiskusikan kembali oleh Ziauddin Sardar, telah berkembang menjadi "Postnormal" . Kita sekarang hidup di "Era Postnormal". 'The espiritu del tiempo', the spirit of our age, dengan karakteristik :
Sardar mengidentifikasi tiga pendorong utama dari "postnormal times" ini :
Tiga ‘c’s’ ini, menurut Zia, memaksa kita untuk memikirkan kembali "our ideas on progress", "modernisation", "efficiency", dan menekankan "social virtues", "individual responsibility", " ethics", serta peran penting "imagination".
"Postnormal times" mendorong kita untuk menfokuskan kepada "uncertainties, and the ignorances associated with them", yang akan kita hadapi in the near and far future.
Postnormal Times tidak bisa sepenuhnya di ‘managed’ atau ‘controlled’.
Cara terbaik yang dapat diharapakan adalah "to navigate our way through uncertainties and ignorances to avoid the edge of chaos".
Sardar dan kawan -kawan futurists menyarankan cara terbaik untuk bernavigasi "postnormal times" ini adalah dengan melihat masa depan "future", sebagai Tiga Masa Depan , "Three Tomorrows" :
Tiga Masa Depan "The Three Tomorrows" ini mempunyai dampak terhadap masa kini " The Present" , baik secara individual maupun bersama.
Saya yang diberi kesempatan pertama untuk memberikan tanggapan, mengemukakan bahwa kita memerlukan "new imagination" dan " new mind maping". Saya memberikan contoh dalam dunia Peace Studies dan Peace Education, Pasca berakhirnya Perang Dingin dg runtuhnya Tembok Berlin, telah terjadi "Paradigm shift" dalam Peace Issues. Juga dalam "Security Issues ". Sejak awal th 1990-an wacana tentang "Human Security " semakin mengetengah. Prof Amartya Sen bersama Dr. Sadako Ogata dari UN Commission on HS banyak berperan. Positive Peace, Sustainable Peace, Right to Peace, juga Peace Generation yang wacananya futuristic.
Semakin perlunya dikembangkan kajian -kajian Post Colonial, Post Truth, Integration of Knowledge dan seterusnya.
Sebenarnya kami mendiskusikan bersama sejak th 1994, karena kami bersama Dr. Ziauddin Sardar, Dr. Mahmoud Ayyoub Hartford , Dr. Ali Mazrui SUNY dan lain lain, duduk dalam International Advisory Panel JUST World Trust, seumur hidup (for life).
Semoga masa depan lebih damai, adil, lestari dan harmoni, dalam horizon yang terus berkembang. Dan masa depan kehidupan layak menjadi kepedulian bersama.
#Prof Dr Habib Chirzin (dalam pesan yang disampaikan di group PCIM LN)
Senang bertemu kembali dengan Dr. Ziauddin Sardar sebagai Board of Academic IIIT, dalam Limited Dialog bersama Dato Sri Dr. Anwar Ibrahim, board of trustees IIIT; Dr. Hisham AlTalib, President IIIT Washington DC; Prof. Dato Wira, Dr. Jamil Osman, Dir IIIT East Asia and South East Asia Kuala Lumpur, Prof. Dato Seri Dr. Zaleha Kamaruddin, mantan Rector IIUM dan lain lain.
Kebanyakan kita mengenal Ziaudin Sardar, lewat buku -bukunya yang futuristic :
- "Islam, Qur'an and Islamic Reform"
- "Science and Empires" ;
- "Futures"; "Identity and Multiculturalism" ;
- "Postmodernism and Transmodernity";
Era kontemporer didiskusikan kembali oleh Ziauddin Sardar, telah berkembang menjadi "Postnormal" . Kita sekarang hidup di "Era Postnormal". 'The espiritu del tiempo', the spirit of our age, dengan karakteristik :
- Uncertainty,
- Rapid change,
- Realignment of power,
- Upheaval and chaotic behaviour
Sardar mengidentifikasi tiga pendorong utama dari "postnormal times" ini :
- Complexity,
- Chaos
- Contradictions.
Tiga ‘c’s’ ini, menurut Zia, memaksa kita untuk memikirkan kembali "our ideas on progress", "modernisation", "efficiency", dan menekankan "social virtues", "individual responsibility", " ethics", serta peran penting "imagination".
"Postnormal times" mendorong kita untuk menfokuskan kepada "uncertainties, and the ignorances associated with them", yang akan kita hadapi in the near and far future.
Postnormal Times tidak bisa sepenuhnya di ‘managed’ atau ‘controlled’.
Cara terbaik yang dapat diharapakan adalah "to navigate our way through uncertainties and ignorances to avoid the edge of chaos".
Sardar dan kawan -kawan futurists menyarankan cara terbaik untuk bernavigasi "postnormal times" ini adalah dengan melihat masa depan "future", sebagai Tiga Masa Depan , "Three Tomorrows" :
- The ‘Extended Present’, with many empirically observed trends that are deeply embedded in the now and will manifest themselves in the coming years;
- The Familiar Futures, which are mediated by images and imaginings of the future(s), from data-driven projections to science fiction;
- The Unthought Futures, which are not unthinkable but rather a horizon where something always remains unthought, which is to say that it is populated with seemingly infinite alternative futures.
Tiga Masa Depan "The Three Tomorrows" ini mempunyai dampak terhadap masa kini " The Present" , baik secara individual maupun bersama.
Saya yang diberi kesempatan pertama untuk memberikan tanggapan, mengemukakan bahwa kita memerlukan "new imagination" dan " new mind maping". Saya memberikan contoh dalam dunia Peace Studies dan Peace Education, Pasca berakhirnya Perang Dingin dg runtuhnya Tembok Berlin, telah terjadi "Paradigm shift" dalam Peace Issues. Juga dalam "Security Issues ". Sejak awal th 1990-an wacana tentang "Human Security " semakin mengetengah. Prof Amartya Sen bersama Dr. Sadako Ogata dari UN Commission on HS banyak berperan. Positive Peace, Sustainable Peace, Right to Peace, juga Peace Generation yang wacananya futuristic.
Semakin perlunya dikembangkan kajian -kajian Post Colonial, Post Truth, Integration of Knowledge dan seterusnya.
Sebenarnya kami mendiskusikan bersama sejak th 1994, karena kami bersama Dr. Ziauddin Sardar, Dr. Mahmoud Ayyoub Hartford , Dr. Ali Mazrui SUNY dan lain lain, duduk dalam International Advisory Panel JUST World Trust, seumur hidup (for life).
Semoga masa depan lebih damai, adil, lestari dan harmoni, dalam horizon yang terus berkembang. Dan masa depan kehidupan layak menjadi kepedulian bersama.
#Prof Dr Habib Chirzin (dalam pesan yang disampaikan di group PCIM LN)