Suasana Kajian Muslimah Wuhan
AKU BISA MENGURUSI DIRI SENDIRI, BAGAIMANA DENGAN KELUARGAKU?
Dalam sebuah riwayat, Umar bin Khattab bertanya hal tersebut kepada Rasulullah Nabi Muhammad Saw, berkaitan dengan turunnya ayat :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At Tahrim : 6)
Rosulullah kemudian menjawab; “Kau larang mereka apa yang telah Allah larang dari-Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan menyelamatkan mereka dari neraka”. Materi yang disampaikan Amalia Usman tersebut menjadi pembahasan utama Kajian Muslimah Indo-Wuhan di HUST Sabtu (24/11/2018).
Dalam rangka melindungi keluarga dari api neraka hendaknya kita mendidik anak dengan keteladanan. Keteladanan di wujudkan dengan memberikan contoh bagaimana bersikap dan berperilaku. “Contohnya untuk anak di bawah tujuh tahun, dengan membangun kebiasaan memberi teladan mendirikan sholat tanpa paksaan, sedang untuk tujuh tahun ke atas kita sudah diwajibkan untuk memerintahkan sholat sesuai dengan aturan”, kata Mahasiswi PhD Huazhong University Science and Technology ini.
Semua manusia adalah pemimpin, semuanya akan mempertanggungjawabkan apa yang telah di pimpinnya sesuai dengan hadist :
Dalam rangka melindungi keluarga dari api neraka hendaknya kita mendidik anak dengan keteladanan. Keteladanan di wujudkan dengan memberikan contoh bagaimana bersikap dan berperilaku. “Contohnya untuk anak di bawah tujuh tahun, dengan membangun kebiasaan memberi teladan mendirikan sholat tanpa paksaan, sedang untuk tujuh tahun ke atas kita sudah diwajibkan untuk memerintahkan sholat sesuai dengan aturan”, kata Mahasiswi PhD Huazhong University Science and Technology ini.
Semua manusia adalah pemimpin, semuanya akan mempertanggungjawabkan apa yang telah di pimpinnya sesuai dengan hadist :
“Masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian bertanggung jawab atas apa yang dia pimpin. Seorang penguasa adalah pemimpin, (dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya). Seorang laki-laki adalah pemimpin di lingkup keluarganya, (dan bertanggung jawab atas anggota keluarga yang ia pimpin). Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suami dan anaknya. Setiap dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian bertanggung jawab atas apa yang dia pimpin.” (HR. Muslim).
Untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinan masing-masing orang, Amalia mengajak para peserta pengajian untuk selalu mengutamakan menjaga diri dan keluarga dengan senantiasa meningkatkan amal ibadah, dari hal-hal sederhana seperti memuliakan tetangga, menghindari namimah dan meningkatkan rasa empati. (Ari)