Kiai Haji Abdul Rozzaq Fachruddin adalah sosok yang tidak asing lagi bagi warga Muhammadiyah. Selama 22 tahun, beliau menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah (1968-1990). Beliau adalah salah satu tokoh ulama besar Indonesia. Sikap-sikapnya mencerminkan ketaqwaan beliau kepada Allah SWT.
Pak A.R Fachruddin adalah sosok yang bijak. Beliau sangat berhati-hati dalam melakukan perbuatan dan perkataan, karena ia tidak mau menyinggung orang lain. Di mata anak-anaknya, Pak AR adalah sosok ayah teladan. “Bapak tidak pernah marah kepada kami dan kepada orang lain,” tutur Nyi Zahanah. Anak kelima yang bekerja di BKPM Jakarta. Menurutnya, sang ayah selalu menggunakan kata-kata bijak, kadang-kadang diselingi humor, saat menasihati anak-anaknya.
Kesederhanaan hidup dan kebaikan hati Pak A.R Fachruddin adalah salah satu sikap yang dapat kita contoh. Beliau tidak memiliki rumah pribadi, dan ketika memiliki kesempatan memperoleh rumah pribadi pada saat menjabat menjadi Kepala Kantor Penerangan Agama Provinsi DIY (1964-1972), beliau memberikan rumah tersebut kepada salah seorang anak buahnya yang membutuhkan. Beliau juga sempat tertipu ketika ingin membeli rumah, Yang mengagumkan, waktu istrinya menanyainya tentang hal itu, Pak AR menjawab,”Sudah, tak usah dipikirkan, nanti akan dapat ganti rumah yang lebih bagus di surga.”
Seiring waktu kesehatan Pak A.R Fachruddin menurun, dan diharuskan dirawat di Rumah Sakit. Kian hari kondisi kesehatan Pak AR kian memburuk. Dokter yang menangani Pak AR terus berkomunikasi dengan Sutrisno Muhdam, putera menantunya dan dengan pihak keluarga yang lain. Pada hari Jumat 17 Maret 1995 dini hari pukul 01.00 WIB, Pak AR mengalami masa kritis dan akhirnya Allah berkenan memanggil beliau. Allahummaghfir lahu, warhamhu.
sumber : aik.uhamka.ac.id/2014/03/04/ar-fachruddin-sosok-yang-kita-rindukan/
Pak A.R Fachruddin adalah sosok yang bijak. Beliau sangat berhati-hati dalam melakukan perbuatan dan perkataan, karena ia tidak mau menyinggung orang lain. Di mata anak-anaknya, Pak AR adalah sosok ayah teladan. “Bapak tidak pernah marah kepada kami dan kepada orang lain,” tutur Nyi Zahanah. Anak kelima yang bekerja di BKPM Jakarta. Menurutnya, sang ayah selalu menggunakan kata-kata bijak, kadang-kadang diselingi humor, saat menasihati anak-anaknya.
Kesederhanaan hidup dan kebaikan hati Pak A.R Fachruddin adalah salah satu sikap yang dapat kita contoh. Beliau tidak memiliki rumah pribadi, dan ketika memiliki kesempatan memperoleh rumah pribadi pada saat menjabat menjadi Kepala Kantor Penerangan Agama Provinsi DIY (1964-1972), beliau memberikan rumah tersebut kepada salah seorang anak buahnya yang membutuhkan. Beliau juga sempat tertipu ketika ingin membeli rumah, Yang mengagumkan, waktu istrinya menanyainya tentang hal itu, Pak AR menjawab,”Sudah, tak usah dipikirkan, nanti akan dapat ganti rumah yang lebih bagus di surga.”
Seiring waktu kesehatan Pak A.R Fachruddin menurun, dan diharuskan dirawat di Rumah Sakit. Kian hari kondisi kesehatan Pak AR kian memburuk. Dokter yang menangani Pak AR terus berkomunikasi dengan Sutrisno Muhdam, putera menantunya dan dengan pihak keluarga yang lain. Pada hari Jumat 17 Maret 1995 dini hari pukul 01.00 WIB, Pak AR mengalami masa kritis dan akhirnya Allah berkenan memanggil beliau. Allahummaghfir lahu, warhamhu.
sumber : aik.uhamka.ac.id/2014/03/04/ar-fachruddin-sosok-yang-kita-rindukan/