
Mungkin sekali atau lebih kita pernah menyaksikan serombongan orang membawa keranda mayat beriringan di jalan sempit atau jalan raya. Terkadang melewati rumah kita. Peristiwa kematian juga kadang kita temukan di rumah sakit pada saat menjenguk kerabat atau teman. Atau pada saat menunggui anak, orang tua atau kerabat kita yang sakit. Kematian nyaris dekat, menjadi keseharian kita.
Al-Quran sebagai wahyu Alloh SWT yang menjadi cahaya bagi orang yang Dia kehendaki (QS 42:52) dan petunjuk bagi orang yang bertakwa (QS 2:2) telah memberikan pesan nyata tentang datangnya peristiwa mati. Setiap yang berjiwa akan merasakan mati kemudian dikembalikan kepada Alloh SWT (QS 29:57). Hal senada dalam Quran surat Ali Imran 3:185, setelah disebut bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, disebutkan bahwa pahala akan disempurnakan pada hari kiamat dan barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Namun, datangnya sakaratul maut menjadi peristiwa dimana orang selalu lari darinya (QS. 50:19). Apabila nafas telah sampai ke kerongkongan (QS. 75:26), itulah waktu perpisahan dengan dunia, pada saat betis kiri dan kanan bertaut, pada Tuhanlah pada hari itu di halau (QS. 75:28-30). Datangnya sakaratul maut menjadi waktu yang sangat kritis dimana padanya diharapkan manusia tetap dalam keadaan berserah diri. Oleh karena itu terhadap orang sakit yang secara lahiriah telah diperkirakan dekat waktu matinya misalnya, disarankan didampingi orang yang dapat membimbingnya untuk tetap ingat kepada Allah. Keadaan tetap menjadi baik di saat-saat akhir hidup (husnul Khotimah) ini selalu menjadi dambaan dan doa setiap orang. Persoalannya adalah kematian tidak pernah diketahui kapan datangnya, yang pasti ia adalah ketentuan Alloh yang tidak akan ditangguhkan apabila telah datang waktunya (QS. 63:11). Pertanyaannya apakah kita yakin dapat menjalani masa-masa kematian dengan tetap berserah diri pada–Nya dan bekal apa yang sudah kita persiapkan selama ini untuk mendapat rahmat dari-Nya?
Langkah pertama yang paling pantas kita lakukan adalah melapangkan diri menyambut ramadhon, yang biasa disebut tarhib. Dengannya kita sekaligus mempersiapkan diri untuk menjalankan syariat Allah ini dengan penuh keikhlasan. Hadist At-Tirmidzi nomor 3451 memuat doa tarhib ramadhan sebagai berikut: Ya Alloh mohon hadirkan awal ramadhan kepada kami dengan penuh ketentraman dan kekuatan iman, sehat dan selamat, memiliki kekauatan islamdan menunaikan ibadahnya, ikhlas karena Alloh.
Selanjutnya kita siapkan untuk mengisi hari-hari dan malam-malam selama bulan ramadhan. Di siang hari kita diwajibkan melakukan shiam ramadhan sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang dahulu agar kamu bertakwa(QS. 2:183). Hadist Al-Buchori No 237 menyebut bahwa siapa saja yang melakukan shoum ramadhon dengan iman dan melakukan muhasabah, alloh akan mengampuni dosa-dosa terdahulu. Selama melakukan shaum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, orang yang shoum boleh berkumur, menyikat gigi, atau suntik vaksinasi. Adapun mencicipi makanan, pengobatan yang menyebabkan keluarnya darah hingga lemas, aktifitas yang mengantarkan pada hasrat seksual adalah contoh-contoh yang makruh dilakukan selama shaum. Hal yang diharamkan selama ramadhan misalnya makan dan minum serta melakukan hubungan suami istri, mencuri dan dosa besar lainnya. Sebelum melakukan shoum dianjurkan mengakhirkan waktu sahur yang dilanjutkan dengan istigfar sambil menunggu shalat subuh pada saat terbit fajar. Jika sampai terbenam matahari dianjurkan menyegerakan berbuka shoum dengan kurma atau air putih. Dan setelah membaca dzahabadhomau wabtalatil’uruqu wastabatal ajru in sya Alloh lalu segera berdoa menyampaikan segala keinginan kepada Alloh SWT. Pada siang hari juga bisa mengisinya dengan qiroat quran (tadarus, membaca tanpa mengetahui arti), tilawah quran (membaca dan memahami) serta tahsin (menghapal). Jangan lupa untuk mengamalkan shodaqoh harian.
Adapun dimalam hari, kita bisa melatih diri dengan qiyamu ramadhon yang bisa dilakukan pada 2/3malam (setelah sholat isya) atau sepertiga di akhir malam (setelah tidur). SEperti juga melakukan shoum di sianghari, barangsiapa mendirikan qiyam ramadhon dengan iman dan bermuhasabah segala dosanya yang terdahulu akan diampuni oleh Alloh SWT, demikian hadist Al bukhari no 237 memberitakan. Menghiasinya dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas membaca Al-Quran (Qiroat, tilawah dan tahsin), serta shodaqoh. Tak kalah pentingnya adalah melakukan itikaf di masjid pada malam-malam terahir di bulan romadhon dengan rencana pelaksanaan yang jelas dan terukur.
Ibadah lainnya di siang dan malam hari adalah shalat fardu 17 rakaat dan membiasakan sholat sunat rawatib 12 rakaat, meliputi 4 rakaat sebelum dhuhur, 2 rakaat setelah dhuhur, 2 rakaat setelah magrib, dua rakaat setelah isya dan 2 rakaat sebelum subuh. Demikianlah kita melatih diri meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah yang dilakukan secara terus menerus selama sebulan baik siang hari maupun malam hari dengan harapan menjadi kebiasaan yang dapat diteruskan pada bulan-bulan berikutnya. Sebagai persiapan kita menghadapi panggilan Alloh saat mati.
Sebagai penutup, penulis teringat akan perbincangan dengan seorang pendakwah dari Pakistan, disamping menyampaikan pesan dakwah dia menyinggung soal bagaimana kita harus sebisa mungkin melakukan ibadah dengan menyesuaikan aturan setempat. Aturan di negeri Tiongkok. Ini adalah negeri dimana fasilitas peribadatan tidak sebanyak dan semudah di negeri dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia. Di negeri dimana untuk menjangkau masjid perlu berkendara sampai se jam lamanya, adalah tantangan tersendiri, sehingga merencanakan shoum ramadhon semaksimal mungkin, atau melaksanakan jamaah untuk ritual yang harus berjamaah bisa dilakukan di kamar-kamar dormitory dimana kita tinggal. Semaksimal kita bisa untuk menggapai rahmat-Nya mendapat ampunan-Nya. Siapa tahu ramadhan ini adalah kesempatan yang masih Alloh berikan, untuk memperbaiki diri dan mengikis dosa yang telah dibuat selama hidup ini. Siapa sangka ini adalah kasih sayang yang Alloh berikan sebelum benar-benar bisa menghadap-Nya. Tetap semangat beribadah mengisi hari dan malamnya. Wallahualam. [] Nanjing.