Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Bertemu Ramadhan di Beda Negri

6/6/2017

12 Comments

 
Picture
Oleh : Alan Teo Diner, Nanjing
 
Ramadhan, sejujurnya adalah bulan ke-9 dalam kalender Islam setelah bulan Syahban. Mungkin takkan lama lagi kurang dari 10 hari Ramadhan kan datang menemani  umat muslim dalam satu bulan lamanya. Tak jarang tiap negara diseluruh dunia tentunya turut andil dalam menyambut bulan yang penuh berkah itu, tak terkecuali negara yang berbasis mayoritasnya bukan pemeluk agama muslim sekalipun selagi didalam negara tersebut masih ada umat muslimnya. Suatu kebetulan penulis sekarang sedang menempuh ilmu di salah satu negara tersebut yaitu negara China.

China adalah sebuah negara yang notabennya berbasis komunis dimana hal-hal yang berbau agama sedikit riskan, gimana tidak ? Karena umumnya masyarakat China adalah masyarakat pemeluk agama Budha, bahkan Atheis ( tak memiliki agama ). Lantas seperti apakah penyambutan ramadhan di negri ini ? Lalu apakah adanya larangan untuk menjalankan ibadah dalam hal ini puasa ? Pertanyaan itu akan selalu ditanyakan oleh mereka yang belum pernah merasakan uniknya menjalankan ibadah di negri bermayoritas non-muslim.


Prespektif Penyambutan Ramadhan

Apabila kita melihat negara yang bermayoritas muslim, katakanlah Indonesia. Maka sudah menjadi hal biasa bagi kita melihat bagaimana masyarakat antusias menyambut dan menjalankan ibadah puasa. Namun, hal itu tak akan bisa dirasakan kembali di China. Ramadhan di China sama halnya dengan hari-hari biasa. Tidak ada acara penyambutan dan kemeriahan di setiap malam-malamnya. Karena hanya segelintir masyarakat muslim yang menjalankan ibadah puasa, dan itupun  termasuk warga muslim dari negara lain yang berada di China.

Nanjing adalah salah satu kota yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Masyarakat muslim yang berada disini pun bisa dibilang kaum minoritas, namun disini lah tempat penulis menuntut ilmu. Meski minoritas, kaum muslim tetap tidak terpengaruh dengan kondisi kultur budaya dan lingkungan yang ada disini. Mereka hakikatnya tetap menjalankan perintah wajib di bulan Ramadhan yang mesti dijalankan oleh umat muslim pada umumnya. Sesuai Q.S Al-Baqarah 183 yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.


Tolak Ukur Perbedaan

Sejatinya menjalankan puasa diluar negri itu tak semudah di negri sendiri. Banyak rintangan dan ujian yang harus dihadapi dan penulis sendiri merasakan itu jauh lebih berat.

Picture
Tahun lalu adalah tahun pertama penulis menjalankan puasa di negri ini. Sama halnya dengan tahun lalu, tahun ini pun inshaAllah Ramadhan akan ditemani dengan cuaca terik di musim panas, dimana waktu malam jauh lebih singkat dan waktu siang akan lebih lama. Penentuan awal ramadhan disini pun bergantung kepada ketentuan ulama-ulama di masjid-masjid setempat, beda halnya dengan di Indonesia ramadhan diambil dari perhitungan hilal dan di putuskan melalui yang namanya sidang Isbat.

Berkaca dari tahun lalu, sahur dilakukan pada pukul 02.00 malam, dikarenakan pukul 03.00 lewat berapa menit sudah masuk waktu imsak. Matahari terbit pun tak hayal menampakkan diri pukul 04.50 pagi. Lalu waktu berbuka pun mesti menunggu hingga pukul 19.00 lewat berapa menit sampai langit mulai tampak kemerahan tanda maghrib akan datang. Olehnya jika direnungkan durasi berpuasa lebih kurang selama 16 jam, dibanding Indonesia yang hanya sekitar 12 jam, karena kita tahu di negri kita waktu siang dan malam terbagi dengan adil layaknya negri yang hanya memiliki 2 musim. Yang membedakannya kembali yaitu meski bulan ramadhan tapi masyarakat tetap menjalankan rutinitas harian seperti biasanya, bekerja dan belajar dalam suasana menahan haus, lapar, dan dahaga.
  
 
Solidaritas Muslim

Di Nanjing ada 3 masjid yang biasa digunakan untuk tempat ibadah. Satu masjid yang bernama Masjid Jingjue di daerah Sanshanjie, adalah masjid yang lumayan besar dan merupakan salah satu peninggalan sejarah era kedinastian. Banyak umat muslim yang berbondong-bondong menunaikan sholat disana terutama saat hari jumat, baik umat muslim pribumi maupun asing. Dibulan Ramadhan seperti ini, tiap masjid akan selalu ada buka puasa bersama antar sesama muslim dan yang menyediakan takjil ataupun makanan tersebut adalah pihak pengurus masjid yang dibantu umat muslim secara sukarela.  Disinilah letak indahnya Islam dalam keberagaman.

Akan tetapi, bagi penulis sendiri untuk dapat pergi ke masjid itu sendiri walau ada tiga masjid harus menempuh waktu yang tidak sebentar dikarenakan jarak dsb. Meski ada masjid terdekat pun didaerah Fenghuangshan, juga memakan waktu sekitar satu jam. Olehnya untuk ke masjid itu tak jarang hanya disaat libur, setidaknya rutin di hari jumat.

Picture
​Syukurnya, penulis disini tak seorang diri. Ada banyak umat muslim dan mereka berasal dari Indonesia, sehingga kami pun bisa menjalankan ibadah taraweh secara berjamaah di asrama dengan keterbatasan tempat, namun sudah lebih dari memadai. Tak hanya shalat berjamaah, dikala ramadhan seperti ini juga menjadi hal biasa bagi kami melaksanakan buka bersama dengan takjil seadanya. Dan syukur kami dapat bahu-membahu merancang dan mempersiapkan ramadhan bersama-sama.
Picture
​Berpuasa tidak makan dan minum, bagi mereka orang china adalah suatu hal yang unik dan tak jarang mereka bertanya-tanya karena heran. Namun jika telah dijelaskan, mereka pun dapat memahami. Berpuasa disini menambah pengetahuan baru tentang keberagaman muslim di negara lain, walau penulis sendiri berpendapat menjalankan ramadhan di Indonesia adalah suatu hal yang terbaik dan dirindukan.
12 Comments
Ainun Nadhiroh
6/6/2017 20:54:48

soook inspired me haha

Reply
Khosim
7/6/2017 00:06:13

Mantap, lanjutkan ..

Reply
Anton
7/6/2017 05:33:14

Mantap..Keren banget

Reply
Ida Fitriana
7/6/2017 05:40:56

Mantaaaaap...kereeeenn...semoga kesuksesan selalu menyertaimu Alan...very good...

Reply
Susi Daryani
7/6/2017 06:20:42

Tetap bersemangat utk menjalankan ibadah dan menuntut ilmu
Barakallah8

Reply
Dwi
7/6/2017 08:43:35

Good job cau 😂😂😂

Reply
FAREL RENO SAPUTRA
7/6/2017 10:27:00

semangat semangat

Reply
sri
7/6/2017 14:07:14

semangat to Alan,,, smoga ramadhan ini membawa berkah.

Reply
Endang saputri
7/6/2017 16:32:19

Semangat dalam menjalankan ibadah puasa, semoga puasanya diridhoi Allah SWT dan semoga sukses disana, selalu dalam lindungannya, semangat selalu untuk menuntut ilmu disana amin

Reply
Dewi sagita
7/6/2017 17:36:34

Inspirasi banget .........
Semangat menjalankan ibadah di sana kak

Reply
Suci sekar ayu
7/6/2017 22:54:05

Good job kk

Reply
Lupa kasih nama
8/6/2017 03:11:01

Walaupun 16 jam semua umat islam senantiasa tetap menjalankan rutinitas harian seperti biasanya, bekerja dan belajar dalam suasana menahan haus, lapar, dan dahaga.

Banggtapi masyarakat tetap menjalankan rutinitas harian seperti biasanya, bekerja dan belajar dalam suasana menahan haus, lapar, dan dahaga.

(walaupun saya tidak mengenal seorang Alan teo diner dengan akrab, saya bangga menjadi adik tingkat beliau)

Reply



Leave a Reply.

    Picture

    Romadhan di Tiongkok

    Kumpulan Essay ringan tentang pengalaman yang dialami oleh netizen menjalani puasa ramadhan di negri Tiongkok, dan beberapa netizen yang tertarik dengan negeri Tiongkok.

    Archives

    September 2017
    June 2017

    Categories

    All

    RSS Feed

BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA