Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Ziarah ‘Membawa’ Berkah

20/6/2017

1 Comment

 
Picture
 Oleh : Lika Kurnia Asri (Alumni AKPER Aisyiyah Bandung)

Sudah saatnya kami harus balik ke China, liburan telah usai. Di bulan Februari 2017 kemarin, kami kembali ke Wuhan lewat Guangzhou, rute ini termasuk rute yang sering kami pilih. Untuk keluarga beranak banyak, berburu tiket murah jadi salah satu agenda ketika kita memutuskan pulang ke Indonesia atau balik ke China. Nah Guangzhou menjadi salah satu destinasi (tiket murah) sebelum melanjutkan ke Wuhan, selain Shenzen. Biasanya dari kedua kota itu kami masih harus melanjutkan perjalanan dengan kereta, kurang lebih 12 jam lagi ke Wuhan.

Bagi teman-teman yang ingin backpacker-an ke Wuhan, rute ini bisa menjadi alternatif transportasi murah. Karena  masih harus lanjut pakai kereta, saran saya untuk yang tidak kuat duduk lama, gunakan fasilitas kereta tidur, untuk harga tiket beda ¥ 100 dengan tiket ekonomi biasa. Karena kursi di tiket ekonomi memiliki sudut 90 derajat, permanen, tidak bisa diatur ulang kemiringan sudutnya. Membutuhkan punggung yang kuat dan tubuh yang tidak terlalu gemuk agar ‘mungkin’ sedikit nyaman untuk menduduki kursi tersebut. Karena selain bagian senderan yang sudah fixed, kursinya juga memiliki lebar yang tidak ramah bagi orang-orang yang bokongnya lebih bervolume seperti saya, emak rantau beranak empat.

Kedatangan kami di Guangzhou kemarin itu, kami manfaatkan dengan salah satu agenda, yaitu berziarah ke makam salah satu sahabat yang mensyiarkan islam di China, Saad bin Abi Waqosh. Seorang yang oleh Baginda SAW didoakan 2 hal : yang doanya dikabukan oleh Allah SWT, dan panahnya tak pernah melesat dari sasaran.
 
Saad bin Abi Waqosh, sang pemanah ulung pada generasi sahabat itu, kini terbaring disebuah haritagenya Guangzhou. Salah satu tempat ziarah lengkap dengan masjidnya yang asri. Letak taman Abi Waqosh  berada tepat disebelah taman anggrek, salah satu tempat wisata di Guangzhou, tak jauh dari stasiun subway.

Sepintas pintu gerbang tamannya terlalu biasa untuk sebuah situs, bukan termasuk yang cepat dikenali orang dalam satu kali pandang, ‘hanya’ gerbang besi besar dengan loket seperti pos satpam tanpa penjaga didepannya, ditambah standing banner berwarna kuningg dengan tulisan China dengan terjemahan bahasa Inggris.


Picture
Namun setelah kita memasuki gerbang tersebut, keraguan akan kebenaran tempat yang dituju sedikit sirna, karena terpampang pengumuman jam buka tutupnya ‘situs’ tersebut, walau kami belum melihat satu kuburanpun. Disana diberitahukan bahwa ‘situs’ dibuka jam 8 pagi dan tutup jam 4 sore. O iya, tidak ada tiket masuk alias free ke taman itu.
 
Tidak jauh dari ‘pos satpam’ terdapat keran air yang banyak dengan 1 toilet disebelah kiri, asumsi saya keran tersebut berfungsi sebagai tempat wudhu. Dan saya masih belum menemukan kuburannya. 

Taman itu bersih, teduh, asri, sangat terawat, jalanan agak menyempit, itu karena terdapat ‘taman’ tepatnya area yang dipagari oleh tanaman, dan jalan setapak. Setelah kita sampai dijalan setapak, saya mengintip ‘isi’ taman yang dipagari tanaman tersebut. Diluar dugaan saya, saya melihat banyak kuburan khas china, besar-besar dan disemen, permanen. Saya kira disanalah letak makam Saad. Sayangnya saya tidak bisa membaca huruf China, jadi saya tidak tahu kuburan siapakah disana sebenarnya? 

Picture
Picture
​Beranjak dari taman yang dipagari tanaman tadi, terdapat halaman luas, dihiasi tanaman palem yang tinggi, disebelah kiri sepertinya prasasti, terdapat sebuah batu flat dengan tulisan penuh disana, bernaung dibawah ‘saung-saungan’, bangunan kecil khas China. Disebelah kanan terdapat pintu masuk, tidak terlalu saya amati, saya pikir itu pintu kantor para pekerjanya.
 
Saya lanjutkan perjalanan, ternyata ada masjid besar ditengah-tengah taman, masjid yang sangat terawat, dihalaman masjid terdapat tempat duduk dengan naungan pohon-pohon, sangat teduh. Asri sekali. Suami menyempatkan sholat dhuha disana, saya sendiri tidak berkesempatan merasakan sholat disana, karena tamu bulanan yang sedang berkunjung.

Picture
Situs ini relatif sepi, ada beberapa warga China muslim yang berziarah, saya juga mendapati orang asing, diluar China selain kami yang juga berziarah. Sepengamatan saya mereka lalu lalang, keluar masuk dari pintu merah besar di sebelah kanan masjid, saya pikir disana mungkin toilet, sayapun belum tergerak untuk masuk kedalamnya.

Setelah suami selesai sholat dhuha, kami mengelilingi areal sisa situs tersebut, sisanya tidak terlalu besar, kesan saya seperti jogging track, jalan setapak yang dibuat memutar. Ternyata ada gerbang juga disana, mungkin alternatif pintu masuk dari arah yang berbeda. Oke selesai sudah kunjungan situs ini pikir saya. Ternyata si kecil ingin pup, akhirnya saya masuki juga gerbang merah besar tempat orang lalu lalang tadi, benar saja disana ada toilet. Toiletnya bersih untuk ukuran toilet China, dan memang pada umumnya menurut saya toilet masjid adalah toilet terbaik di China :D.
Picture
​Setelah urusan si kecil selesai, saya mencoba memperhatikan area disekeliling toilet, ruangan ini terlalu besar  menurut  saya bila hanya berisikan toilet saja. Saya telusuri  lagi, ada 1 ‘ruang tamu’, besar, terbuka, mungkin khusus tempat istirahat sekedar duduk-duduk  bagi yang sedang berziarah.. lewat dari ruangan itu, saya melihat gerbang kecil, dengan pintu kayu khas China, saya ragu untuk masuk pada awalnya, karena saya pikir itu ruangan privat, saya khawatir salah masuk ke dalam ruangan yang memang dilarang masuk.
Semakin mendekati gerbang saya baru sadar Inilah areal perkuburan inti, karena kuburannya istimewa sekali, setiap kuburan diberi tudung warna warni, hijau, pink, biru, merah.. Inilah kuburan Saad pikir saya, tapi yang mana? Sebelah kanan dan kiri penuh dengan kuburan ‘berwarna’.
Picture
Tepat dihadapan gerbang pintu masuk ini, ternyata ada ruangan khusus, Inilah ternyata inti dari heritage ini, 1 rumah kecil, berisikan 1 makam yang besar tepat ditengah ruangan itu, Makam yang  lebih besar dari makam-makam yang saya temui sebelumnya, bertudung ungu tua, dengan Quran yang banyak di Samping kanan kirinya. Diberanda ‘rumah’ itu, Samping kanan dan kirinya terdapat dua wadah logam, berisikan hio, yaa.. hio yang sudah terbakar, bahkan pula disediakan hio yang belum terbakar beserta korek api gasnya. Ternyata saya melihat peziarah muslim lokal, mereka menyalakan beberapa hio, untuk ditaruh di bejana logam tersebut dan juga ‘dibagi-bagikan’ dengan cara ditancapkan ke tanah area kepala kuburan ‘prajurit’ Saad bin Abi Waqosh ini. Tampak jelas terdapat asimilasi budaya disini.

​Sayapun menyempatkan diri untuk mendoakan sahabat Rosulullah yang mulia, sambil mengambil pembelajaran hari ini, betapa peran da’wah begitu sangat berpengaruh bagi tegaknya agama Allah dibumi, dan peran para pengembannya yang penuh perjuangan tanpa lelah, mengharap ridhoNya sajalah, maka Islam bisa dinikmati oleh kita saat ini. Mereka rela meninggalkan apapun, orang-orang yang dicintainya, tanah kelahirannya, belum lagi berkorban harta, jiwa, dan rasa. Beradaptasi dan merintis dari awal demi tegaknya kalimatullah, menyebarkan agama sempurna agar terasa oleh semua manusia dibelahan bumi lainnya, menyampaikan hak mereka untuk juga merasakan nikmat manisnya iman dalam berislam.


Kini perintis da’wah di China telah terbaring ditanah, kamilah pejuang da’wah islam generasi sekarang, yang  secara kwalitas  tidak ada sekulit ari generasi sahabat. Tapi kami ada, kami berjuang semampu kami saat ini, semoga Allah jadikan kami dan keturunan kami menjadi penerus Saad bin Abi Waqosh abad milenium, yang doanya dikabulkan dan ‘panahnya’ selalu tepat sasaran. Kami terus layakkan diri untuk menjadi pejuang agamaNya, berusaha sebarkan keindahan islam untuk dapat dirasakan semua mahluk Allah dimuka bumi. Semoga Allah menjaga kita dan keturunan kita semua, dan memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang selamat dunia akhirat, yang banyak memberi manfaat pada sesama, menjadi rujukan umat, dan generasi terbaik dizamannya, In syaa Allah, aamiin..
 
Lintasan doa itulah yang mengiringi selain doa ampunan untuk sahabat Saad bin Abi Waqosh & prajuritnya. Berkah Ziarah hari itu, mendapatkan pelajaran & semangat dalam mengemban da’wah dengan potensi yang dimiliki, sebagai bentuk syukur kepadaNya. Ingin bisa berkontribusi lebih dalam jalan da’wah ini, moga Allah beri jalan & bimbing diri ini hingga layak menjadi pejuang agamaNya, In syaa Allah, aamiin..
 
Berkah adalah segala sesuatu yang menambah ketaatan kita kepadaNya. Saya berharap Ziarah bulan lalu berdampak dan berbuah keberkahan buat kami semua, dimana bumi dipijak, disitu kalimat Allah dijunjung.
Picture
​Kamipun beranjak pulang, setelah keluar dari areal pemakaman inti dengan gerbang kayu kecil sebagai pembatasnya, ternyata terdapat pintu disebelah kiri, ada akses keluar lain, jadi kita tidak perlu keluar dari gerbang besar utama yang berwarna merah tadi. Dan setelah saya amati  dari luar gerbang alternatif, itu adalah pintu yang dianggap ‘pintu kantor’ oleh saya. Sangat  jelas diatasnya terpampang tulisan Raudhah Abi Waqosh menggunakan huruf arab gundul. Waah ternyata heritagenya benar-benar ditengah situs ini. Jadi setelah pintu masuk, lurus, bila menemui gerbang kayu sebelah kanan, itulah akses tercepat menuju Makam Saad bin Abi Waqosh.
 
Semoga teman-teman lainnya berkesempatan berziarah ke makam sahabat ini, dan semoga Ziarah yang kita lakukan membawa ‘berkah’  bagi yang melakukannya. Ziarah kubur pengingat kematian yang efektif bagi kita semua, sudah cukupkah bekal perjalanan ‘pulang’  kita ini? #tafakur

​Artikel ini menjadi nominator artikel favorit Kabar Mu Tiongkok September-Oktober 2017, untuk memberi dukungan silakan ikuti polingnya dengan KLIK disini.

1 Comment
Redaksi link
20/6/2017 07:53:36

Untuk berkorespondensi dengan penulis silahkan kirim email ke kanias81@yahoo.com

Reply



Leave a Reply.

    Picture

    Reportase Netizen

    Memuat  artikel ringan tentang reportase / laporan pandangan mata dari sebuah peristiwa oleh para netizen.
    Semua pengunjung dapat mengirimkan reportase dan reportase tersebut secara berkala akan dilakukan poling artikel favorite yang pemenangnya berhak memperoleh bingkisan menarik (untuk mengikuti/melihat poling silahkan klik disini). Adapun cara mengirim reportase tersebut dengan menyebut nama dan identitas kemudian mengirim file naskah reportase melalui form berikut : 

      Form Reportase

      Max file size: 20MB
    Submit

    Archives

    December 2020
    November 2020
    May 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    May 2018
    December 2017
    August 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017

    Categories

    All
    Husnul Khotimah Nanjing
    Internasional
    KBRI Beijing
    Kemahasiswaan
    Kemuhammadiyahan
    Lingkar Pengajian Beijing
    Muhammadiyah Beijing
    Muhammadiyah China
    Muhammadiyah Guangzhou
    Muhammadiyah Nanjing
    Muhammadiyah Nanning
    Muhammadiyah Tiongkok
    Muhammadiyah Wuhan
    Nasional
    PCIM CHINA
    PCIMT Nanjing
    PCIMT Wuhan
    Permit Beijing
    PPI Tiongkok
    PPIT Wuhan

    RSS Feed

    Di dukung oleh BPTI UHAMKA
BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA