Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Santri Kyai Dahlan Itu Bernama Sukarno

23/10/2018

0 Comments

 
Picture
Selamat Hari Santri, mengenang yang telah pergi: Santri KH Dahlan itu bernama Soekarno. 
Soekarno memohon namanya tidak dicoret dari daftar anggota Muhammadiyah karena perbedaan paham politik. Muhammadiyah berafiliasi ke Masyumi, ia sendiri aktif di PNI, Sekali Muhammadijah tetap Muhammadijah, katanya tangkas.
​


Di hadapan Muktamirin Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad di Jakarta tahun 1962, Ir Soekarno pernah berkisah tentang pertemuannya dengan KH.Ahmad Dahlan dan untuk pertama kalinya mendapat pencerahan agama dari beliau. Kala itu Bung Karno kost di kediaman sang pemimpin Sarekat Islam (SI) Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto, Jalan Peneleh VII/29-31 Surabaya. Kini kediaman HOS Cokroaminoto tersebut dijadikan cagar budaya oleh Pemkot Surabaya. 
"Dalam suasana yang remang-remang itu datanglah Kiai Ahmad Dahlan di Surabaya dan memberi tabligh mengenai Islam. Bagi saya (pidato) itu berisi regeneration dan rejuvenation daripada Islam. Sebab, maklum, ibu meskipun beragama Islam (tapi) berasal dari agama lain, (beliau) orang Bali. Bapak meskipun agama Islam, beliau adalah beragama teosofi. Jadi (orangtua) tidak memberi pengajaran kepada saya tentang agama Islam." cerita Soekarno di hadapan muktamirin sebagaimana dikisahkan Suara Muhammadiyah.

"Nah, suasana yang demikian itulah, saudara-saudara, meliputi jiwa saya tatkala saya buat pertama kali bertemu dengan Kiai Haji Ahmad Dahlan. Datang Kiai Haji Ahmad Dahlan yang sebagai tadi saya katakan memberi pengertian yang lain tentang agama Islam. Malahan ia mengatakan, sebagai tadi dikatakan oleh salah seorang pembicara: "Benar, umat Islam di Indonesia tertutup sama sekali oleh jumud, tertutup sama sekali oleh khurafat, tertutup sekali oleh bid’ah, tertutup sekali oleh takhayul-takhayul.

Dikatakan oleh Kiai Dahlan, sebagai tadi dikatakan pula, padahal agama Islam itu agama yang sederhana, yang gampang, yang bersih, yang dapat dilakukan oleh semua manusia, agama yang tidak pentalitan, tanpa pentalit-pentalit, satu agama yang mudah sama sekali." lanjut Soekarno.

Karena ketertarikannya dengan ajaran KHA Dahlan, tidak dilewatkannya kesempatan untuk mendengarkan tabligh dari beliau. "Nah, dengan demikianlah makin kuatlah, saudara-saudara, keyakinan saya bahwa ada hubungannya erat antara pembangunan agama dan pembangunan tanah air, bangsa, negara, dan masyarakat. Maka oleh karena itu, saudara-saudara, kok makin lama makin saya cinta kepada Muhammadiyah. Tatkala umur 15 tahun, saya simpati kepada Kiyai Ahmad Dahlan, sehingga 'mengintil' kepadanya."
Picture
Namun Soekarno baru menjadi anggota dan sekaligus pengurus Muhammadiyah 22 tahun kemudian setelah pertemuan pertamanya dengan KHA Dahlan. Soekarno resmi masuk menjadi anggota Muhammadiyah pada tahun 1938, saat beliau dibuang ke Bengkulu oleh Belanda.
Bersama Hasan Din--yang kemudian menjadi mertua Soekarno karena beliau adalah ayah dari Fatmawati--di Bengkulen Soekarno berpartisipasi aktif dalam kegiatan dakwah Muhammadiyah.
Karena terjadinya perbedaan paham politik, pada tahun 1946 Soekarno meminta agar tidak dipecat dari Muhammadiyah. Orang Muhammadiyah saat itu umumnya berafiliasi kepada Masyumi sedangkan Soekarno sendiri adalah pendiri PNI (Partai Nasional Indonesia).
Bagi Soekarno, sekali Muhammadiyah (dalam paham agama), tetap Muhammadiyah. "Tahun '38 saya resmi menjadi anggota Muhammadiyah, tahun '46 saya minta jangan dicoret nama saya dari Muhammadiyah, dan tahun ’62 ini saya berkata, "moga-moga saya diberi umur panjang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jikalau saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan saja" kata Soekarno.
Suara Muhammadiyah

0 Comments



Leave a Reply.

    Picture

    Reportase Netizen

    Memuat  artikel ringan tentang reportase / laporan pandangan mata dari sebuah peristiwa oleh para netizen.
    Semua pengunjung dapat mengirimkan reportase dan reportase tersebut secara berkala akan dilakukan poling artikel favorite yang pemenangnya berhak memperoleh bingkisan menarik (untuk mengikuti/melihat poling silahkan klik disini). Adapun cara mengirim reportase tersebut dengan menyebut nama dan identitas kemudian mengirim file naskah reportase melalui form berikut : 

      Form Reportase

      Max file size: 20MB
    Submit

    Archives

    December 2020
    November 2020
    May 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    May 2018
    December 2017
    August 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017

    Categories

    All
    Husnul Khotimah Nanjing
    Internasional
    KBRI Beijing
    Kemahasiswaan
    Kemuhammadiyahan
    Lingkar Pengajian Beijing
    Muhammadiyah Beijing
    Muhammadiyah China
    Muhammadiyah Guangzhou
    Muhammadiyah Nanjing
    Muhammadiyah Nanning
    Muhammadiyah Tiongkok
    Muhammadiyah Wuhan
    Nasional
    PCIM CHINA
    PCIMT Nanjing
    PCIMT Wuhan
    Permit Beijing
    PPI Tiongkok
    PPIT Wuhan

    RSS Feed

    Di dukung oleh BPTI UHAMKA
BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA