Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Perjuangan Iman di Zona Tanpa Pedoman

23/5/2017

42 Comments

 
Picture
© Oleh Al-Zuhri
Penulis adalah Ketua Komunitas Pelajar Aceh – Tiongkok (Cakradonya) Region Wuhan, sekaligus Ketua Divisi Publikasi, Dokumentasi dan Informasi Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) - Wuhan.

“Cerita ini adalah pengalaman seorang sahabat Wuhan kita diawal pertama kali beliau menghela kehidupan baru di negeri tanpa syariat, Tiongkok. Tidak ada tempat bertanya ketika itu berhubung mahasiswa Indonesia di kampus beliau belum terlalu banyak dan belum terdeteksi radarnya dimana. Perlahan waktu berjalan semua kemudahan itu datang dan beliau pun sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Ingin tau cerita lengkapnya? Mari simak tulisan beliau !”
​

​HARI ini kamis, saya memiliki kelas jam 02.00 pm. Saya mulai bersiap-siap untuk mandi dan salat zuhur. Pun begitu dengan ashar langsung saya jamak di waktu zuhur karena khawatir tidak dapat dilakukan setelah kelas berakhir. Menurut saya, ketimbang tidak shalat mending salat walaupun di waktu yang tidak semestinya. Ini juga merupakan keringan dalam agama, tapi saya tidak tahu persis apakah dalam keadaan seperti ini jamak adalah keringanan terbaik bagi saya.

Terkadang saya salat di ruang-ruang kosong yang berada dekat dengan ruang kelas. Sehingga, saban hari selama kelas saya berusaha mempersiapkan diri serta sajadah untuk melakukannya jika nantinya waktu pergantian kelas agak lumayan lama. Hari ini saya memiliki dua kelas yang secara beruntun berkelanjutan, hanya sedikit jeda waktu yang ada disana untuk menghantarkan ke kelas berikutnya. Dari dormitory saya sudah bersiap dalam keadaan wudu dan berusaha mempertahankannya dari hal-hal yang membuatnya batal berhubung di sana susah untuk berwudu.

Saya mulai bergerak dari kamar bergegas ke lift menuju kelas. Biasanya di jam seperti ini adalah jam orang-orang saling berlomba untuk berdiri di depan pintu lift menunggu giliran. Kali ini saya tidak ingin telat masuk kelas lagi karena hampir saban hari sang laoshi (guru) bertanya kenapa selalu datang terlambat apakah saya tidak menyukainya dan blablabla. Sesampai di depan lift saya melihat beberapa orang juga sudah duluan di sana. Sambil menunggu lift terbuka saya membalas beberapa pesan di wechat. Tiba-tiba saja dengan gerakan cepat seseorang perempuan memeluk dari belakang sambil menyapa, sontak saja saya shock. Ternyata air wudu hanya bertahan sampai di pintu lift, kulit dia dan saya bersentuhan. Perempuan ini adalah teman dari teman saya yang keduanya tidak terlalu dekat dan baru saja beberapa hari kenal. Apa boleh buat wanita Ekuador, Amerika Selatan ini tak mengerti apa-apa tentang agama saya. Saya tak dapat berkata banyak ketika itu. Tubuh saya bagaikan tak bertulang lagi, ketika rangkulan kuatnya melibas tubuh erat. Saya hanya bisa pasrah untuk tidak menikmati keadaan yang terjadi.

Ketika lift sudah tiba, diapun kembali kekamarnya karena ada sesuatu yang tertinggal. Pertemuan saya dihari itu dengannya hanya berakhir dilambaian tangan dan sedikit senyum manja dengan kondisi wudu yang kini terenggut. Saya pun ditinggalkannya dalam keadaan tak suci lagi untuk shalat. Kesal yang akhirnya tak jadi pun saya rasakan. Ternyata mempertahankan wudu sangat susah bagi saya kini. Begitu juga dengan beberapa hari setelahnya, namun kali ini wudu saya telah menampakkan perkembangan bertahan sampai di ruang kelas sedikit lagi akan menggapai sajadah. Ada saja wanita yang coba menyentuh, merangkul, dan lain sebagainya dikarenakan pemahaman budaya dan gaya hidup yang berbeda. Ini menjadi cobaan tersendiri yang tidak bisa dihindari saat berinteraksi dengan orang-orang multikultural.

Gedung yang saya tuju hari ini tidak terlalu jauh dari dormitory. Saya besarkan langkah agar segera sampai untuk memfungsikan sisi waktu lebih sekedar membolak-balik lembaran buku. Dengan nafas terengah-engah bercampur bau-bau di jalan yang tak biasa terhirup saya memutar lagu Mandarin yang baru saja saya ambil dari teman untuk memperkaya kata. Terlalu menikmati lagu membuat gedung yang dituju terasa sangat dekat, mungkin hari ini saya terlalu spirit berhubung baru mandi.

Sekarang saya sudah berada di kelas, saya sudah berusaha masuk cepat hari ini. Disela-sela pelajaran biasanya laoshi pasti mencoba beberapa pelajar untuk melihat kebisaannya dalam menguasai pelajaran. Saya selalu bersemangat untuk dicoba, tapi sayangnya belakangan ini setiap kali mengacungkan tangan laoshi tidak memberikan kesempatan itu lagi. Saya tidak tahu pasti kenapa, yang jelas kalau bukan karena sudah dirasa bisa pasti dirasa bodoh. Mungkin saya harus memilih satu diantara dua kata itu.
Pergantian pelajaran pun saling menyambut, kelas pertama berarti usai. Saya bergegas mengambil tas dan kemudian keluar. Tiba-tiba sang laoshi memanggil dan bertanya,“张力,你去哪儿呀? 你还有课!”(Chang Lee, kamu mau kemana? Kamu masih ada kelas selanjutnya). Chang Lee adalah nama mandarin saya, jangan tanyakan arti persisnya apa sebab kita sama tidak terlalu paham. Hanya saja sang guru pemberi nama berkata artinya kuat dan tegar. Jika dilihat badan sepertinya nama ini tidak menggambarkan alam nyata.
Balik lagi ke dalam suasana kelas, saya hanya terdiam sejenak memikirkan alasan apa yang dirasa tepat untuk sementara ini diucapkan. Pasalnya, saya sebetulnya ketika itu hendak menunaikan kewajiban ashar. Dalam proses otak yang bolak balik mikir, sedetik lebih cepat teman saya menyahut, “Laoshi, Chang Lee haus mungkin ia ingin membeli minum dulu.” Saya bergegas meninggalkan ruang menuju toilet di ujung lantai untuk berwudu lagi. Di sini sangat susah untuk melakukan wudu apalagi untuk cebok kamu harus menggunakan tisu. Sungguh malang bagi saya yang selalu terbiasa menggunakan air untuk segala hal dalam bersuci.

Selanjutnya, saya berusaha mencari ruang kosong yang bisa dipakai untuk salat. Di sini tidak diizinkan ritual di tempat umum apalagi mengajak orang yang tidak sekeyakinan untuk mengikuti suatu keyakinan, itu lebih gila lagi bisa-bisa dideportasi ke negara asal. Beberapa waktu lalu saya memang sempat salat di ujung tangga gedung tempat keramaian orang berlalu lalang, itu dikarenakan saya tidak mempunyai solusi untuk tempat salat saat itu. Jalannya waktu, akhirnya saya menemukan sebuah ruang yang tidak terpakai. Di sana saya melihat Waqaz Ghazi pemuda asal Dubai, Mohammed asal Jordan, dan Syeh asal Senegal sudah duluan mengerjakan salat. Kami sepakat membentuk barisan jama’ah dan dengan pengembaraan waktu perlahan jama’ahnya kian bertambah. Kadangkala ruang tersebut juga dipakai oleh mahasiswa lain untuk membuat tugas, berdiskusi, duduk santai, dan sebagainya. Oleh karenanya, kami mencoba berbagi tempat agar semua orang mendapat tempat dan saling menghargai. Pikirku hidup memang menghadirkan berbagai persoalan dan tugas kita adalah temukan solusinya bukan hanyut tak berdaya di dalamnya.

​Pada akhir kata, saya ingin menepis kesalahpahaman bahwa cerita ini tidak bermaksud ria atau menyingung siapapun, hanya saja ingin berbagi cerita bodoh yang pernah dialami oleh orang bodoh. Bisa jadi disuatu saat nanti ada orang yang memiliki kisah sama dan saatnya kami harus sama-sama tertawa. Harapanya, semoga di tanah manapun kita pijaki jagalah iman karena bagaimanapun kita iman tetaplah naik turun. Oleh karenanya, berusahalah agar ia tetap kokoh di tempatnya tak tumbang dilibas topan dan tak gemetar di hunus salju dengan cara terus dan teruslah belajar tentang Islam. Sebab, sebaik-baik amalan adalah orang yang beramal dengan ilmu.
42 Comments
Cut Mira Aslani
23/5/2017 22:20:29

It's really inspiring about live in another country with less Muslim. Love it

Reply
Redaksi
23/5/2017 22:41:48

Untuk berkorespondensi dengan penulis silahkan kirim email ke zuhri.basyir.al.mufid@gmail.com

Reply
Mariaieq
24/5/2017 13:50:24

Wioooww..keren..g0d j0b

Reply
ayuni saputri
24/5/2017 03:34:19

SubhanAllah.. Amazing,.
isi ceritanya sangat menginspirasi dan selalu menjaga ke istiqamahannya,. fighting..

Reply
Nita Juniarti link
24/5/2017 06:05:35

Wah... Keren. Berat ya perjuangan kuliah di luar ternyata. Semangat

Reply
yumainingsih
24/5/2017 06:57:00

amin smoga iman kita slalu d stabilitas oleh allah, karna smkin banyak ilmu kita maka semakin kencang pula godaan kta,, sukses terus ya bg smoga krya2 slalu memotivasikan kita smua amin

Reply
nurfadilah
24/5/2017 08:17:37

MasyaAllah...
Sebuah perjuangan yang sangat menginspirasi..

Reply
Dek uyah
24/5/2017 09:22:38

Setiap langkah kita selalu Allah menjaga nya,
Apa lagi langkah yg baik dan niat yg baik pula,, kemana pun kita melangKah kuatkan iman nya, niat yg baik. Dan Chang Lee kamu adalah idaman imam aku hehhehehe perjuangan di negeri orang penuh dengan tantangan, bermacam rintangan. Semoga pengalaman Chang Lee bisa bermanfaat u setiap yg membaca Tulisan ini. Terus lah berkarya dan Teruslah mengingat Sang Maha Kuasa

Reply
fadhli
24/5/2017 14:21:32

Best sngat tulisannya. Menambah wawasan n pengetahuan dari pengalaman.

Reply
Desi Yuliana
24/5/2017 14:41:18

Semoga usaha dan penuh perjuangan di negeri orang dalam menuntut ilmu membuahkan hasil yang memuaskan. Chaiyoo.... 😂

Reply
Faisal
24/5/2017 15:59:41

Semoga iman nya tdak bergoyang ya

Reply
annisa rifani
25/5/2017 14:27:54

Reply
ridamaria
25/5/2017 17:12:54

Kereen n mnginspirasi..

Reply
ridamaria
25/5/2017 18:00:58

Keren..

Reply
iraqudriani
26/5/2017 14:33:37

Semoga selalu ber istiqomah dgn apa yg di lkukan dan allah sllu memberikan kmudahan dimna pun langkah kaki dalam mencari ilmu .

Reply
Misbahul Haq link
26/5/2017 21:12:56

Sebuah karya yang mengambil tema yang menarik, iman ialah punca dari segalanya, semoga kita semua diberikan keselamatan iman dunia dan akhirat. Aamiiiinnn..

Reply
Nurul Rahmah link
27/5/2017 15:06:08

Kereenn :")

Reply
ZuhryBasyirul Mufid (Al-Zuhri)
27/5/2017 18:23:00

Terimakasih kepada teman-teman semua sudah menyempatkan membaca tulisan yang sederhana ini. Semoga kedepannya ada banyak hal yang bisa saya lakukan lewat tulisan dengan harapan bisa bermanfaat juga untuk orang lain. Amin :)

Reply
Hayya
28/5/2017 22:12:28

Subhanallah, semoga tetep istiqomah juga bertambah keimanan, keislaman, keihsananya dan selalu dalam lindungan Allah swt. Sukses selalu dunia sampai akhirat, aamiin....

Reply
Chang Lee
29/5/2017 04:38:11

Amin

Reply
ulfa frada
29/5/2017 23:16:35

Keep istiqomah kak. Semoga melalui tulisan ini juga dapat menambah wawasan kita tentang agama, dan ibadah kita.Aamiin YRA

Reply
Reinaulyah
29/5/2017 23:41:40

Asli gak bosen baca tulisan kk dan lgi lagi membuka wawasan
Permainan kata kata ny cntik

Reply
安
29/5/2017 23:48:46

Tetap istiqomah mas!
Semoga Allah selalu mempermudah jalanmu :)

Reply
Ervida
1/6/2017 09:41:28

Dimana pun kita berada kalau niat kita ada untuk itu pasti terlaksanakan walaupun banyak rintangannya,
Segala sesuatu diawali dengan niat..
Ceritanya bagus bang ya..

Reply
Wirny
1/6/2017 15:00:09

ceritanya sangat menyentuh. terus semangat ka

Reply
Hafsah Ithy
1/6/2017 16:08:56

Masya ALLAH ^^
#Pengalaman yg menjadi pelajaran yg Luarrrr Biasssaa ^^
#Di indo,, begitu banyak fasilitas untuk bs melaksanakan shalat,, tapi banyak yg nyantai tak mau melakukan shalat...
Tapi di negeri org yg segala fasilitas terbatas,, karena iman dan ilmu kecintaaan pada ALLAH, hingga yg sulit berubah menjadi tantangan yg haruss ditaklukkan...
#Semangat,, keep istiqomah ^^

Reply
Leiliana Hidayati
1/6/2017 23:33:33

Ya Masya Alloh...d kirain enak, mengasyikan dan nyaman menuntut ilmu d negeri orang dgn berada dlm posisi minoritas mjlnkn keyakinan...ternyata spt itu yaa saudara seimanku..sangat mengiris hati apabila membayangkan berada d posisimu akhi... insya alloh Alloh senantiasa berada dlm org2 yg berjuang d jalanNya termasuk salah satunya yg lg berjuang menuntut Ilmu.. selalu semangat, istiqomah dan berusaha utk menggapai cita2mu... Insya Alloh.. Aamiin Allahuma Aamiin....

Reply
Masrura
2/6/2017 10:46:36

MasyaAllah, Perjuangan adalah seni. Manjadda Waja. ttp semangat

Reply
Jung e 48
3/6/2017 16:35:39

"Usaha tak pernah membohongi hasil"
Semakin besar ujiannya semakin besar pula pahalanya.

Reply
Zouhrotu Diniah
3/6/2017 17:37:38

MasyaAllah. Keren bang, dakwahnya tersampaikan dengan melodi tulisan nan indah.. Suka malu sama negri yg mayoritas muslim ini banyak menghadirkan faislitas beribadah namun banyak yang mengundur-undurkan waktunya..

Reply
safridanur
6/6/2017 13:41:28

Cerita nya membuat org yg membaca seyum2..walaupun kesannya lucu..namun tersimpan makna yg sangat mendalam...begitu pentingnya menegakkan shalat..

Reply
Miftah
7/6/2017 01:56:28

Benar-benar perjuangan, dengan effort yang luar biasa hanya untuk taharah dan mencari tempat untuk sholat. Semoga senantiasa Allah curahkan Rahmat-Nya dan mempermudah dalam segala urusan.

Reply
Intan
7/6/2017 10:50:15

Sabar ya bang. Sama nasib kita. Saya dsini wktu drama harus wudhu ulang dan menghapus semua stage make up karna kawan saya bersalaman, dan dia lupa kalo saya mau shalat. Ada jugak yang high five, dan lainnya. Mmg berat. Tapi sepertinya dsini orang2 menghargai agama, krna bukan agama communist sih ya. Semangat! Insyaallah kuat kita.

Reply
Nur
7/6/2017 14:00:15

Krennn... yg paling utama adalah iman yg harus di jaga..😊

Reply
Miraayulestarimunthe
7/6/2017 18:47:46

Assalamualaikum bang zuhri
Tetap istiqomah ya bang dalam menjalan kan perintah allah.dan tidak meninggalkan sholat dalam kondisi apapun karena itu kewajiban kita sebagai umat muslim.
Ttp saya salut dengan perjuangan abang. Saya sangat terinspirasi dan termotivasi dengan tulisan serta pengalaman abang di perantauan sana

Reply
Anawillyana will
8/6/2017 15:00:40

setelah bnyak yg dibaca tulisan dan karyamu bagus2 semua bg
Ending'a bagus
tulisan'a rapi dan mudah dimengerti,banyak pesan dan motivasi
cukup menarik
dan Kami suka bg Tulisanmu
Pertahankan brother..

Reply
Intan
8/6/2017 16:58:51

Great one!

Reply
sulis
8/6/2017 19:26:50

Di mana bumi di pijak, disitu langit di junjung.😊
#keepistiqamah
#kuatkanhatidanimankitatetapterjaga

Reply
Zahraton Nawra Binti Syam link
8/6/2017 19:31:24

Bismillahi Masyaa Allah...
Semoga tulisan ini mewakili perjuangan anak muda mempertahankan imannya meski di negeri yang mayoritas non muslim.

Reply
yaani
9/6/2017 01:12:25

Yg laki-laki saja sdh harus berjuang segitunya ya utk tetap istiqamah, apalagi yg perempuan, dgn 'atribut' keislamannya yg mgkn terkadang dapat mengundang pandangan/pikiran aneh org lain terhadapnya. Wallahu'alam. Semua tergantung seberapa kuat niat seseorang dalam melakukan sesuatu. Smoga kita termasuk org2 yg mempunyai niat yg lurus dan kesungguhan utk terus menjaga keimanan dan keislaman kita. Amin.

Reply
Syahidah Amanina
10/6/2017 01:39:42

Masyaa Allah...
Itulah Islam, Ia adalah Rahmat untuk seluruh alam, cahaya untuk alam semesta dan seluruh isinya. Kemudahan untuk yang sulit, keringanan untuk yang berat, kesembuhan untuk yang sakit dan merupakan solusi untuk seluruh persoalan yang ada.
Begitulah cara Allah mas, seseorang yang beriman akan terus di uji oleh Allah, dan anggap saja perjuangan ini adalah ujian kenaikan kelas keimananmu, sebab iman seseorang itu tidak melulu bertambah/meningkat tetapi kadang ia juga berkurang/menurun dan itulah cara Allah menguji kualitas keimanan seseorang. Semoga dengan perjuangan ini menjadikanmu pribadi yang semakin sholeh, kuat, sabar, dan tawakkal kpd Allah.
Teruslah berkarya, yang di setiap isi, huruf, kata, dan kalimatnya adalah kebaikan-kebaikan yang di nilai pahala oleh Allah.
Saya tunggu kejutan-kejutan indah hasil dari jari tanganmu pak 😊

Reply
Nursiah
11/6/2017 05:46:20

Sungguh luar biasa, trharu dngn perjuangn nya untk istqmah

Reply



Leave a Reply.

    Picture

    Reportase Netizen

    Memuat  artikel ringan tentang reportase / laporan pandangan mata dari sebuah peristiwa oleh para netizen.
    Semua pengunjung dapat mengirimkan reportase dan reportase tersebut secara berkala akan dilakukan poling artikel favorite yang pemenangnya berhak memperoleh bingkisan menarik (untuk mengikuti/melihat poling silahkan klik disini). Adapun cara mengirim reportase tersebut dengan menyebut nama dan identitas kemudian mengirim file naskah reportase melalui form berikut : 

      Form Reportase

      Max file size: 20MB
    Submit

    Archives

    January 2021
    December 2020
    November 2020
    May 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    May 2018
    December 2017
    August 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017

    Categories

    All
    Husnul Khotimah Nanjing
    Internasional
    KBRI Beijing
    Kemahasiswaan
    Kemuhammadiyahan
    Lingkar Pengajian Beijing
    Muhammadiyah Beijing
    Muhammadiyah China
    Muhammadiyah Guangzhou
    Muhammadiyah Nanjing
    Muhammadiyah Nanning
    Muhammadiyah Tiongkok
    Muhammadiyah Wuhan
    Nasional
    PCIM CHINA
    PCIMT Nanjing
    PCIMT Wuhan
    Permit Beijing
    PPI Tiongkok
    PPIT Wuhan

    RSS Feed

    Di dukung oleh BPTI UHAMKA
BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA