Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, beliau mengatakan bahwa kedua negara selama ini memiliki potensi investasi dan perdagangan yang sangat besar, oleh karenanya perlu disediakan informasi yang memadai terkait investasi dan perdagangan di masing masing negara.Untuk itulah KBRI Beijing bekerja sama dengan Kemenko Maritim, BKPM, Kementerian Pariwisata, Inacham, serta sejumlah pihak yaitu Vmate App (Alibaba), CFLD, Kapal Api, Indofood, Papatonk, Mayora, Iflytek, Gezhouba menyelenggarakan Indonesia-China Business Forum on Investment and Trade 2018.
Forum itu bertujuan untuk membahas potensi investasi dan perdagangan, sekaligus mempertemukan mitra bisnis di bidang terkait agar terjadi kerjasama yang konkret. “Forum bisnis ini diharapkan dapat mempercepat dunia usaha dalam melakukan kerja sama kongkrit di antara kedua negara,” ujar Djauhari sebagaimana yang disampaikan dalam siaran persnya.
Djauhari menyebutkan, forum bisnis tersebut dihadiri oleh sekitar 200 pebisnis baik dari Indonesia maupun dari Tiongkok. Di forum itu, pebisnis dari kedua negara saling membahas mengenai investasi dan perdagangan di bidang infrastruktur dan pertambangan, ekonomi digital dan kreatif ekonomi, produk pertanian, serta makanan, dan minuman.
Sementara itu, Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin sebagai keynote speaker menjelaskan mengenai wilayah investasi di Indonesia dan pembangunan 10 Bali baru oleh Pemerintah. Kebijakan tersebut diyakini bisa memberikan kesempatan kepada investor untuk juga berkontribusi dalam pembangunan.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM Andi Maulana menyampaikan bahwa pemerintah juga memperbaiki sistem birokrasi perijinan untuk mempermudah investor sebagaimana yang dilakukan melalui pengembangan Online Single Submission (OSS).
Pada forum tersebut juga telah dilaksanakan penandatanganan rencana kerjasama antara PT Tangshan Jin Hendong Bicycle Parts dengan PT Terang Dunia Internusa senilai US$ 15 juta untuk membangun pabrik furnitur baja di Indonesia.
Selain itu, ditandatangani pula rencana kerja sama antara Zhengde Waste Technology AG, CRCC Investment Group Limited, dan Indonesia–China Business Council (ICBC) dengan nilai potensi investasi untuk 5 tahun ke depan sebesar US$ 5 miliar untuk membangun pabrik energi sampah di Indonesia. Pembicara dan peserta dari Indonesia juga mendapatkan kesempatan tawaran kerjasama dari para peserta pengusaha asal Cina, seperti antara Glexindo dan Jumore, PT. Consociate Jakarta Corporindo(SPI).
Disarikan dari TEMPO.co dan KAGAMA.co