
Musyawarah untuk mufakat sedikit alot terjadi ditengah penetapan peraturan cabang Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok cabang Wuhan (PPITW), Tanggal 15 April 2017, sekitar 150 pelajar Indonesia di Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok dengan semangat nasionalisme berkumpul di Kampus Central China Normal University Wuhan Hubei Tiongkok, menjunjung asas demokrasi untuk bermusyawarah dalam rangka menetapkan perundang undangan organisasi (Peraturan Cabang/PERBANG) dan memilih ketua organisasi PPITW di periode 2017/2018.
Rapat Umum Cabang dan pemilihan PPITW ketua dimulai pukul 10.00 Waktu Tiongkok. Diawali dengan acara pemilihan presidium sidang, dilanjutkan pembahasan tata tertib,pembahasan peraturan cabang dan pemilihan ketua. Perbedaan pendapat dan saling bertukar ide serta gagasan meawarnai jalannya pembahasan perudang undangan. Setelah pembahasan perundang –undangan selesai, dilanjutkan dengan musyawarah untuk memilih ketua PPITW dari 4 calon ketua yang diusulkan dari beragam kampus di wuhan; Central China Normal University, Wuhan University, dan 2 kandidat dari Ligong University of Wuhan, para calon ketua PPITW dari suku, agama yang berbeda di daerah asal Indonesia. Dengan semangat para peserta mubes mengikuti jalannya acara dari awal sampe akhir sekitar pukul 16.45 waktu Tiongkok. Semangat para peserta ini mencerminkan adanya suatu keharmonisan sosial yang mengharapkan PPITW yang lebih baik di periode kepemimpinan di masa datang.
Selain itu, Semangat para peserta tercermin dari banyaknya peserta yang hadir dari 11 kampus yang tersebar di provinsi Hubei. Bahkan teman – teman ber-delapan dari Huangshi Medical University dengan menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan naik bus ikut menyemarakkan pesta demokrasi di Negara Tiongkok yang notabene Negara bersistem bukan demokrasi.
Pancasila, UUD 1945 dan Kaidah kaidah ke-bhineka tunggal ika-an sebagai landasan dasar Negara Indonesia tetap dipegang teguh oleh para peserta musyawarah dari latar belakang perbedaan kampus,level strata akademis bahkan asal daerah, suku maupun agama di Indoesia. Warga PPITW mampu membuktikan bahwa perbedaan adalah suatu hal yang tidak untuk saling dibenturkan, akan tetapi untuk disinkronkan dalam rangka mewujudkan tatanan yang lebih baik kedepan.
Dengan tersebut, merupakan suatu contoh panutan, telah dilakukan oleh warga PPITW yang mengedepankan kaidah ke-Indonesia-an yang tercermin dengan menjunjung tinggi demokrasi, tanpa mencederai hak sesama warga PPITW lainnya dan harapan terpilihnya Ketua PPITW baru mampu menjadikan PPITW sebagai representasi Indonesia di Negara Tiongkok khususnya di kota Wuhan dan sekitarnya.