
Bisnis merupakan salah satu sumber mata pencaharian yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah menyatakan bahwa 90% dari sumber penghasilan ada dalam dunia bisnis, sebagaimana dalam hadits yang dikutip oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin.
Namun demikian sehebat apapun dunia bisnis, mengandung resiko yang cukup besar. Semakin tinggi hasil yang ingin diperoleh, semakin besar pula resikonya. Tidak jarang bisnis yang booming tiba-tiba runtuh tidak tersisa. Sebut saja Nokia yang pada era 90-an begitu merajai dunia ponsel, hari ini sudah banyak ditinggalkan orang. Namun demikian, manusia terus berlomba-lomba terjun dalam dunia bisnis, bahkan rela mempertaruhkan hidupnya demi meraih kesuksesan. Akhir-akhir ini aktivitas pertaruhan untuk sukses dalam bisnis sangat nyata. Beberapa perusahaan rela "tutup dan gali lubang" demi mempertaruhkan bisnis nya agar bisnis nya semakin maju di masa mendatang. Demikian luar biasanya resiko yang harus diambil dalam dunia bisnis dengan hasil yang penuh dengan ketidakpastian.
Islam tidak hanya ingin mengantarkan umatnya sukses dalam bisnis di dunia. Islam mengingatkan umatnya agar memiliki semangat yang lebih tinggi untuk sukses dalam bisnis akhirat. Bisnis akhirat adalah bisnis yang ditawarkan Allah kepada seluruh umat manusia. Bisnis yang berisi kepastian dengan istilah “tijarah lan tabur” (bisnis yang ga bakalan rugi). Kadangkala hal ini luput dari perhatian umat Islam tatkala berbicara bisnis, wirausaha, dan lain sebagainya. Selain jaminannya tidak akan mengalami kerugian, bisnis tersebut dijamin dengan keuntungan yang berlipat ganda, jauh melebihi modal yang harus dikeluarkan.
Dalam surat Fathir ayat 29, Allah menjelaskan bisnis yang ga bakalan rugi dalam hidup seperti ayat berikut ini.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30
Ayat di atas menjelaskan ada 3 bisnis yang dijamin keuntungan sejati bagi pelakunya. Bisnis pertama adalah tilawah Al-Qur'an. Bisnis kedua adalah menegakkan shalat. Bisnis kedua adalah berinfaq secara tersembunyi atau terang-terangan. Ketiga bisnis ini akan disempurnakan oleh Allah keuntungannya dan ditambahkan lagi dengan karunia Allah.
(1) Bisnis tilawah dijalankan dengan melazimkan tilawah al-Qur’an yang setiap hari dilakukan dengan upaya yang optimal. Bisnis tilawah mendekatkan pelakunya dengan petunjuk hidup yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Belum lagi keuntungan lain, berupa ketenangan jiwa bagi para pelakunya.
(2) Bisnis berikutnya adalah bisnis Shalat. Shalat menjadi modal penting kembali kepada Allah dan inilah bisnis yang pertama kali dinilai oleh Allah. Jika bisnis ini berjalan dengan baik, maka dipastikan bisnis yang lain juga berjalan dengan baik.
(3) Bisnis ketiga adalah bisnis Infaq. Infaq menjanjikan kebersihan harta yang dimiliki seseorang dan menjanjikan kebersihan hati. Bisnis infaq menjadikan pelakunya dicintai Allah dan dicintai manusia.
Jika di antara kita ada yang memilih bisnis di dunia sebagai sumber penghasilannya, janganlah berhenti di situ! Kejarlah dengan semangat yang sama atau semangat yang lebih tinggi untuk menjalankan ketiga bisnis yang Allah tawarkan. Kita yang berada di China menyaksikan secar kasat mata, betapa China memiliki pebisnis dunia yang cukup hebat dan sukses, maka kita yang memiliki visi lebih jauh untuk sukses di dunia dan akherat harusnya lebih terinspirasi dan lebih giat lagi. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk mengambil ketiga bisnis ini dan meraih keuntungan yang sudah pasti, baik keuntungan di dunia ataupun di akhirat nanti. Wallahu 'alam.