Sesungguhnya Allah SWT telah mengeluarkan beberapa aturan dan seperangkat nilai dalam proses komunikasi hamba-hambanya agar ketika proses komunikasi berlangsung yang muncul adalah interaksi yang sehat di antara umat manusia, menebarkan rasa kasih sayang dan menghilangkan rasa benci serta permusuhan yang pada akhirnya menjadikan dunia sebagai tempat yang rusuh.
Dalam firman-Nya yang terabadikan dalam Al-Qur’an Allah SWT memberikan formula tersendiri dalam memilih kata-kata sehingga komunikasi dapat berjalan dengan harmonis dan selaras. Ada pun salah satu kaidah berbicara yang diajarkan dalam Alquran adalah Qaulan Karima.
Kaidah Qaulan Karima dalam berkomunikasi terdapat dalam surat Al-Isra’ ayat 23: “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima”. (QS. Al-Isra: 23).
Dilihat dari segi bahasa, Qaulan Karima berarti perkatan mulia. Perkataan yang mulia adalah perkataan yang bertujuan untuk memberi penghargaan dan penghormatan kepada orang yang diajak bicara. Sepertinya sangat sederhana, namun kaidah berbicara seperti ini kerap dilupakan oleh banyak orang. Tidak jarang ketika berbicara manusia sering sekali merendahkan manusia lainnya, tidak menghargainya sebagai manusia.
Ada beberapa orang yang berkilah bahwa dirinya cuma bercanda, dan dia mengucapkan kata-kata yang tidak pantas itu kepada teman karibnya sendiri. Namun yang harus kita ingat bersama adalah dalam bermuamalah Allah SWT telah mengatur sistem pergaulan kita, termasuk di dalamnya adalah gaya kita berbicara dengan manusia lainnya, kita harus memuliakannya dengan qaulan karima ini, kepada teman mau pun kepada lawan.