Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Ketulusan Pangkal Keabadian

6/10/2018

0 Comments

 
Picture
Oleh : Akbar Hairi, Program Doktoral Huazhong University of Science and Technologi, Wuhan Tiongkok
Ketulusan merupakan sikap yang hanya mampu dihasilkan oleh kepribadian yang telah memahami betul akan sebuah keikhlasan dari segenap usaha yang bersungguh-sungguh. Seringkali kita tidak menyadari bahwa ketulusan bukanlah sekedar sikap yang hanya tidak memikirkan apa yang akan diperoleh setelah memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang yang sangat membutuhkan. Tentu saja itu tetap dapat dikategorikan sebagai ketulusan, namun jika kita berusaha memahami lebih dalam. Ketulusan merupakan suatu tindakan yang sangat berat dan hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki keyakinan dan keteguhan hati yang menyatu dengan rasa ketauhidan. Tauhid artinya tidak ada apapun selain Allah SWT di hatinya.

Lantas, dapatkah kita merasakan dan melihat secara jelas perbedaan antara sikap dan perbuatan yang tulus dengan yang tidak tulus, atau sekurang-kurangnya agak kurang tulus. Pastilah banyak sekali dan saya sangat yakin masing-masing kita memiliki pengalaman dan pemahaman yang berbeda-beda tentang makna ketulusan. Namun jika saya dapat memberikan contoh yang sangat mudah dipahami adalah dengan melihat karya-karya perfilman tanah air kita. Lihatlah sosok Benyamin S, coba perhatikan dan rasakan ketika menonton film-filmya atau bahkan pada saat sinetron kegemaran mantan Presiden Soeharto yaitu Si Doel Anak Sekolahan. Begitu sangat berbeda nuansa dan keasyikan yang dirasakan ketika Benyamin S masih melakoni sebagai ayah Si Doel. Bandingkan ketika beliau telah almarhum dan sinetron si Doel terus diputar.

Begitu pula tiga komedian yang mahsyur, Warkop DKI yang terdiri dari Dono, Kasino dan Indro. Hingga saat ini, malahan hampir satu dekade, dari anak kecil hingga kakek nenek dapat menikmati lelucon khas mereka yang sangat lugu, orisinil, dan tanpa banyak efek “pencitraan” yang selain dari watak asli dari diri mereka masing-masing. Kita dapat menikmati betul lawakan para trio warkop ini karena yang dirasakan tidak jauh berbeda dengan kehidupan manusia Indonesia pada umumnya. Bahkan saya sangat meyakini bahwa Thomas Alfa Edison, penemu lampu yang membuat malam kita menjadi terang dan memudahkan kehidupan umat manusia dalam aktivitasnya di malam hari merupakan efek dari sebuah ketulusan. Saya tidak yakin yang ia fikirkan ketika berusaha menemukan lampu dengan menghabiskan kurang lebih 250.000 bohlam lampu hingga berhasil demi sebuah kepentingan faktor ekonomi belaka. Tak lain pasti alasan utamanya adalah keyakinan bahwa upaya keras dan menghabiskan separuh hidupnya di laboratorarium demi kehidupan umat manusia yang lebih baik.

Disinilah yang kemudian harus diperjelas dan ditekankan mengenai makna ketulusan. Namun jangan pula disempitkan bahwa seluruh aktor pemain si Doel tidak atau agak kurang tulus dibandingkan Benyamin S. Sama halnya dengan komedian lain yang sekarang menjamur di Tanah air dianggap tidak tulus. Akan tetapi mungkin saja resep utama mengapa sosok-sosok yang saya percontohkan di atas dapat menjadi mahsyur dan abadi karena sikap ketulusan. Benyamin S ketika melakonkan dirinya, yang diyakini beliau adalah menunjukkan watak aslinya dengan tulus, tidak dibuat-buat, tidak mau menyama-nyamakan dengan sosok lainnya. Ia hanya menampilkan sebuah ketulusan untuk bersikap apa adanya dan bahkan pada saat melakonkan sebuah film, ia hanya berupaya bersungguh-sungguh dengan segenap yang ada pada dirinya, dan hasil akan menjadi karya yang lucu dan otentik sudah menjadi wewenang Allah SWT. Warkop DKI pun demikian dalam pandangan saya, mereka hanya menampilkan apa yang menjadi kebiasaan dalam pergaulan mereka bertiga pada saat sama-sama kuliah di DKI Jakarta. Thomas Alfa Edison pun demikian, sangat menjadi bukti bahwa ketulusan akan sebuah perbuatan akan bermanfaat bagi umat manusia.

​Oleh karena itu, jika kita hendak mengejar keabadian sangat mudah resepnya yaitu ketulusan. Sebuah ketulusan hanya akan hadir ketika kita telah meniadakan diri kita dan hanya Allah SWT di setiap usaha yang kita lakukan. Begitu banyak peraih nobel di dunia, namun sangat jarang yang benar-benar dirasakan manfaat dan faedahnya bagi umat manusia. Tentu tidak ada yang menjadi panutan ketulusan selain baginda Nabi Muhammad SAW. Saya sangat meyakini, dan merasakan sebuah ketulusan yang sangat tinggi derajat kemuliaannya di dalam diri Kekasih Allah SWT ini. Maka ia mendapat keabadian hingga hanya dengan mempelajari kisah hidupnya, sangat mudah bagi setiap umat manusia mencintai sang pemberi syafaat ke seluruh alam semesta ini. Wallahualam Bisshawab.
0 Comments



Leave a Reply.

    Picture

    Opini Netizen

    Memuat artikel yang berisi ide, gagasan, pendapat para pengunjung terhadap suatu peristiwa/momentum.
    Pengunjung bisa mengirim artikel Opininya dan terhadap artikel opini tersebut secara berkala akan dilakukan poling untuk menjadi artikel favorite yang pemenangnya berhak memperoleh apresiasi dan bingkisan menarik (untuk melihat/mengikuti poling silahkan klik di sini). Adapun cara mengirim artikel opini tersebut dengan mengunggah file artikel opininya melalui form berikut :

      Form Artikel Opini

      Tulis nama anda, boleh menulis nama dengan alias
      Tulis status anda sebagai mahasiswa atau karyawan disertai Kampus / Instansi anda
      Max file size: 20MB
    Submit

    Archives

    November 2020
    December 2019
    November 2019
    November 2018
    October 2018
    September 2017
    May 2017
    April 2017

    Categories

    All
    Agama
    Hukum
    Internasional
    PPI Tiongkok

    RSS Feed

BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA