Jatuh Cinta Pintu Bahagia
Lantas, apakah tidak memungkinkan bagi manusia untuk memanfaatkan jatuh cinta yang rasanya begitu dahsyat. Semua menjadi berwarna dan bergairah jika kita berada dalam rasa itu. Semua makhluk hidup merasakan bahagia ketika jatuh cinta, terutama hewan dan manusia atau bahkan jin. Apakah jatuh cinta itu hanyalah masalah proporsi dan masalah jebakan hawa nafsu? Untuk masalah proporsi, sangat mudah dibantah karena jatuh cinta tak dapat kita kontrol, melihat pemandangan indah, membaca puisi, mendengarkan suara khas penyanyi tentang lagu mellow, atau bahkan memandang senyuman manis dari wanita atau pria. Kita akan jatuh cinta setiap detik tanpa terencana dengan apapun, sehingga jatuh cinta bukan masalah proporsi. Jatuh cinta dan keterkaitan hawa nafsu, ini yang sedikit perlu diperhatikan dan direnungkan lebih dalam. Apakah mungkin cinta tanpa hawa nafsu, atau mungkinkah dengan adanya nafsu maka kita bisa jatuh cinta. Hingga detik tulisan ini, saya sendiripun sulit mengambil garis tegas, walau lebih cenderung jatuh cinta memerlukan hawa nafsu karena itu naluri makhluk hidup atau manusiawi. Namun yang terpenting adalah, manusia harus meletakkan perangkat akal dan pikiran untuk tidak melampiaskan semua hawa nafsu, meski kita begitu mencintai.
Demi menghemat tulisan, saya akan mengaitkan dalam konteks jatuh cinta dan bahagia. Allah-pun selalu mengaitkan pentingnya bahagia dan selalu memancing kita untuk terus menerus jatuh cinta kepada-Nya. Di dalam Al-Qur’an, Allah memberikan clue yaitu: beritakanlah kabar gembira kepada orang-orang muslim atau orang muslim tak pernah putus asa dan bersedih hati. Bukankah itu berarti Allah mengingatkan kita untuk bahagia. Lalu bagaimana relasi bahagia dan jatuh cinta. Allah juga memberi clue: orang-orang yang berilmu beberapa derajat tinggi dibandingkan manusia lainnya. Allah menyukai orang berilmu karena hanya dengan ilmu manusia akan tak henti jatuh cinta kepada Allah. Contohnya, ketika ilmuwan berhasil mendalami proses pembentukan bayi, para ilmuwan takjub bagaimana bisa sel tertentu yang semuanya hidup, tiba-tiba mematikan dirinya dan membentuk jari, kuku, telinga, hidung pada batas yang proporsional. Setelah menyaksikan itu, ilmuwan menjadi kagum dan semakin jatuh cinta akan kuasa sang pencipta, Allah SWT. Ini salah satu gambaran kecil, mengapa allah mendorong kita untuk berilmu agar kita senantiasa jatuh cinta kepada-Nya. Oleh sebab itu pula, ketika sholat, takbir kita adalah Allahu Akbar, karena jatuh cintanya kita kepada kekuasaan Allah SWT, yang kita rasakan dan saksikan setiap detik. Hingga apapun yang membuat kita jatuh cinta, itu adalah percikan dari-Nya. Bukankah Allah mengatakan, “aku berada dimanapun engkau memandang”. Ketika kita senantiasa berada dalam suasana jatuh cinta, kita akan selalu bahagia. Sudahkah anda jatuh cinta hari ini? Wallahua’lam bishawab.
* Mahasiswa Program Doctoral Huazhong University Of Science and Technology, Wuhan, Tiongkok.