Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Untukmu Para Pembelajar

17/11/2019

0 Comments

 
Picture
Karya S. Jumantara
Untukmu para pembelajar
Segala sudut dunia ini adalah tempat mengaji
 
Lapangkan dada
Usir rasa takut dan malas sejauh jauhnya
Untuk berfikir maju dan mendalam
Tatkala sunyi atau dalam hingar bingar
Mengasah pribadi menanamkan sifat bijaksana
 
Bunuhlah kesombonganmu
Kubur ia dalam dalam
Rendahkan hati serendah-rendahnya
Tanamkan kesabaran sekuat-kuatnya
Untuk mensucikan jiwa dan menjernihkan akal
Menyelami lautan ilmu, meluaskan cakrawala
 
Merdeka dan terbuka tanpa kehilangan jati diri
Hiasi hari dengan tafakur dan tadzabur
 
Ribuan hikmah melekat pada setiap insan dan alam
Perhatikan dengan kejujuran dan renungkan
Tak perlu canggung mengakui kebenaran
Darimanapun asalnya
Dari Adam ataupun Hawa 
 
Belajar tak harus kepada yang lebih tua
Belajar tak harus kepada yang kaya
Kepada yang kau sangka kecil dan hina
Kepada yang pernah menyakiti hatimu sekalipun
Niscaya ada makna terpendam yang siap kau himpun
 
Belajar tak harus kepada yang bernyawa
Kepada tanah yang kau injak-injak tanpa ampun
Kepada matahari yang selalu memberi harapan
Kepada malam, kepada rembulan dan bintang-bintang
Kepada hujan, kepada awan dan langit membentang
Pun kepada yang tak kuasa kau lihat dengan mata lahirmu
 
Harga diri tak akan runtuh
Kemuliaan tak akan sirna
Manakala para pemimpin belajar kepada rakyat tentang hakikat
 
Menjadilah murid sekaligus guru
Menyambut cahaya Tuhan  
Dengan penuh kesyukuran
Di setiap hela nafas
Di segala penjuru jagat raya
 
15 November 2019
0 Comments

Dingin

29/11/2018

0 Comments

 
Picture
Dr Edy Sukardi bersama rombongan di depan Istana Terlarang Beijing

DINGIN

Oleh : Esu
Dingin itu
masuk ke kamarku
merayapi selimut
dan kasur
merayapi bantal
merayapi sekujur
tubuhku

Dingin
memaksa aku
membungkus tubuhku
dengan busana tebal
agar dingin
tak menembus tulangku

Aku makan
ikut tradisi mereka
berbusana
ikut tradisi mereka

Aku melihat
mereka menghabiskan
waktu
dengan bermain kartu
bermain yang mengasah otak
agar tak cepat pikun 

Lalu sudah itu
mau ke mana?
Menghadap
Tuhan yang Esa

Aku ingin menyapa
mereka
dan bercakap
tentang usia
tentang hidup
tentang senja
sayang terkendala
kemampuanku
tentang bahasa

Mau kemana
Apakah hidup
hanya soal kejayaan dunia

Dunia fana
sementara
sudah itu mau apa?

Ya
dunia harus
direbut dikuasai
makmurkan
buat anak manusia
sejahtera
lalu cukupkah?

Aku baca fenomena
Aku baca firman Tuhan
"Kejar akhiratmu
dan jangan lupa
ada bagianmu di dunia"

Dunia
cuma jangan lupa
ada bagianmu di situ

Lalu
Kau mengejar apa
berebut dunia
bangun citra
halalkan segala cara

Iskandar yang Agung
menjulurkan kedua tangannya
tak bawa apa-apa 

Dunia
Posisi
rebut
kuasai
Jadikan jembatan
menuju kehidupan ukhrawi

Dingin itu fenomena
dingin itu
gaya berbusana
dingin itu
lahirkan teknologi
tepat guna
dingin tetap kerja
dingin ingatkan kita
pada Sang Maha Pencipta

Dingin jangan bikin
cinta jadi beku
tapi cinta hangatkan dingin yang membeku
 
ESu
Tirai Bambu
Picture
Dr Edy Suakardi bersama rombongan di SMK Beijing
0 Comments

Yang Muda Yang Berkarya

24/11/2018

0 Comments

 
Picture
Jamaah putri peserta Ngaji Bareng di Huashi
Picture


​Yang Muda
Yang Berkarya
(Oleh : Yams)

(Dari kajian puitis setelah ngaji bareng di Huashi)
  
Yang muda yang  berkarya
Wujud dari jiwa yang meriak penuh gelora
 
Yang muda yang berdaya
Wujud dari semangat membara
 
Yang muda yang bersama
Wujud dari kedekatan rasa, seperti halnya memori indah pemuda bangsa, satu bahasa, satu bangsa.
 
Yang muda yg bersatu
Wujud dari nafas kesatuan tuju tanah air satu,
 
Yang muda yang berpikir
Wujud dari olah rasa, lisan, pengetahuan, pengalaman, keyakinan, dan kasih sayang.
 
Maka yang muda tak akan bisa padam, karena yang muda akan terus berkobar, penuh semangat, galakkan persatuan dan kemajuan untuk membahagiakan ibu pertiwi tercinta.



11 November 2018
Penulis
Mahasiswa PhD School of Education CCNU
​

Picture
Jamaah Putra Ngaji Bareng di Huashi
0 Comments

INDONESIA SEBATANG KARA

25/10/2018

0 Comments

 
Picture
By Koh Yo Pa, Saudagar Tinta di Tiongkok

Indonesia  sebatang kara,
diperebutkan oleh mereka yang berpunya,
seperti lelang dalam  hasrat dan kuasa,

Indonesia sebatang kara, 
Adu domba di mana-mana,
seperti kembali ke zaman belanda

Indonesia sebatang kara,
Agama menjadi sengketa, seperti lahan tak bertuan,
Ekonomi hanya angka, kesejahteraan tinggal ada di penggadaian, 
Nilai luhur pendidikan hanya tertinggal dalam buku-buku,

Indonesia sebatang kara,
Akal menjadi instrument untuk akal-akalan,
kebenaran kalah dengan pembenaran,

Indonesia sebatang kara,
Bendera jadi bencana, Gempa bumi, tsunami,
jadi  ajang unjuk eksistensi diri serta mengumpulkan pundi-pundi,

Indonesia sebatang kara,
Negeri yang masih jauh di sana,  seperti dalam bait "Indonesia Raya"

0 Comments

#1. Yogi Bagus Adhimas (CC Normal University)

2/6/2017

0 Comments

 
​Ya Ramadhan
 
Sebentar lagi, sekali lagi, InshaAllah
Air segar turun langsung dari surga membasuh manusia
Pertemuan sekali dalam sebuah periode
Menyegarkan, Mensucikan, Meningkatkan kualitas
Marhaban Ya Ramadhan
 
Ya Ramadhan, kali ini ku sedang menimba ilmu hingga ke negara tirai bambu nun jauh meninggalkan kampung halaman, namun tetaplah ku dentumkan irama harmoni kerinduanku akan keistimewaanmu
Kebahagiaanku akan lebih menggelegar dari sini
Ramadhan, Bulan suci, bulan penuh rahmat, bulan pembebas dahaga rindu
Walaupun dengan segala ketidak bebasan, tetaplah bersiapku meyambutmu
Seperti halnya menerima tamu yang aku tunggu-tunggu kehadirannya
 
Ya Ramadhan, Berpuasa sedari Fajr hingga Magrib sebagai salah satu iramamu,
Pengontrol hawa nafsu serta penggugur dosa
Ya Ramadhan, Dengan menggunakan bahasa yang dipahami manusia, engkau diistimewakan-Nya, bahwa puasa tersebut langsung untuk diri-Nya
Ramadhan datang merangkul semua makhluk
Ramadhan datang dengan keagungan dan kerendahan hatinya
 
Ya Ramadhan, Puasamu mengajarkan bahwa inderaku ini harus bijaksana
Karena indera adalah jembatan dunia nyata dan dunia ghaib
Maka berterima kasihku kepada ramadhan kau kokohkan lagi taqwaku
Menjagaku lebih dapat berfikir secara jernih, membulat nan meluas
Alhamdulillah, Nikmatnya gelombang percintaan Ramadhan ini
 
Ya Ramadhan, dari tanah Tiongkok ini ku tetap bisa memanjatkan Asyhadu an La Ilaha Illallah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Astaghfirullah, Allahuma inna nas'aluka al jannah u na'uthu bika min al nar
Dari sini ku tetap bisa mengungkap rahasia dibalik rasa lapar, tetap bisa ku menunaikan teraweh berjamaah, tetap bisa ku beristikharah, tetap bisa kumeraih Lailatul Qadr
Tetap bisa kulakukan semua sama seperti saat aku di rumah Indonesiaku, karena aku mencarimu Ramadhan, di dalam lubuk hatiku
Dari sini aku berjuang menunjukkan kepemihakanku padamu, Ya Ramadhan
0 Comments

#2. Nesya Arantika Dewi (Zhejiang Normal University)

2/6/2017

16 Comments

 
Akhirnya, Aku Bertemunya (Lagi)
 
Ada yang berbeda di kala ini
Tentang aku yang berasal dari belahan bumi lain
Esok ini, gemericik hujan datang mendahului sang mentari
Dibalik tirai ruang kosong yang gelap
Tampak sebuah titik cahaya yang bersembunyi bersama tempias air
Apa arti dari titik cahaya itu? Aku tidak tahu
Berlahan-lahan tampaklah cahaya yang begitu hangat
Iya, begitu hangat walaupun hujan turun
Ada yang berbeda di kala ini
Aku menantinya bersama cahaya itu
Selalu aku panjatkan doa untuk bertemu dengannya
Aku selalu bercerita dengan kawan-kawanku disini
Aku tidak sabar ingin bertemu denganmu
Tapi, hari ini aku menangis
Dalam penantian ini ada yang berbeda
Jauh, jauh dari orang-orang terkasih
Ingin rasanya aku kembali saja ke tanah kelahiranku
Tapi aku tidak bisa, karena Allah telah menuntunku untuk bertemu denganmu disini
Di belahan bumi pilihan.Nya
Dan akhirnya, aku menemukanmu (lagi)
Ramadhan.
 
Jinhua, 23 May 2017
Nesya Arantika Dewi
16 Comments

#3. Syaiful Hasan (Huaqiao university / 华侨大学)

2/6/2017

1 Comment

 
​Imam subuh bulan ramadhan
 
Bersahutlah kawan
Tentang keagungan tuhan pada semesta
Tentang kedermawanan tuhan yang raya
Aku masih berkoar
Di petang yang terang
Dengan khidmat dan penuh penghayatan
Khusyu’ … sekali
Pagi telah menjelang
Sementara cumbuan semalam masih kuidamkan
Subhanarabbial a’laawabihamdihi
Subhanarabbial a’laawabihamdihi
Subhanarabbial a’laawabihamdihi
Disujud subuhku yang rapuh oleh keruhnya iman
Bersama tumpahnya air mata basahi sajadah
Mengharap ampunan turun melesat dari langit
Menghujam dosa yang meraksasa
Semoga Ia berkenan memberikan sebutir ampunan
Salam…
Meretas kasih dalam subuh
Dalam rukuk, sujud dan takbir yang bergemuruh
Alam membisu bersama subuh
Menyaksikan shaf-shaf yang rapat dan utuh
Salam…
Sebelum rapuhku ya rabb
Aku ingin membingkai ayat-Mu di dinding pagi
Bersama tiang penopang suara-suara parau
Menyemai benih melati
Mengharum suci meski tak ranum berarti.
 
Alif  lam mim…
firmanMu ku Gulati lagi
aku ingin berdiri tegak seperti alifMu
ingin bersila mantap seperti lamMu
lalu bersujud pasrah selaksa mimMu
Selamat Ramadhan kawan
Belum juga tibakah saatnya
Kita bersujud mensucikan diri sendiri.
 
                                                                                                                 Xiamen.China, 02 Mei 2017
                                                                                                                             Syaifulhasan23@
1 Comment

#4. Mulia Mardi (Wuhan University)

2/6/2017

2 Comments

 
​Rindu bertemu
 
Sebelas bulan aku menunggu
Lebih dari ibu mengandung
Untuk mendapatkanmu
Tak mudah semua itu
 
Kakiku letih untuk berlari
Ujung dunia aku mencari
Tintaku habis kutilis berbait
Itu semua tiada arti
Karena kamu tak bisa ku kejar
Karena kamu bukan negara
Karena kamu bukanlah puisi
Bukan aku egois
Ataupun sok pesimis
Juga bukan sebagai kata pemanis
 
Ini masalah cinta
Cinta yang selalu ada
Cinta yang terpendam sungguh lama
Cinta menyambut bulan bahagia
Cinta untukmu yang akan tiba

Aku masih merindukanmu
Diantara musim musim
Halusmu semua di nanti
Ingatankun masih seputih salju
Rame Yang hinggap padamu
Aku tau itu.

Ramadhan
Aku salut padamu
Kau akan datang
Ingin kurasakan
Lembah putih selembut hati
Agar kerinduanku pulih kembali
 
 
Mulia Mardi
Tiongkok, 20 Mei 2017
2 Comments

#5. T Anhari (Beijing UCT)

2/6/2017

47 Comments

 
​Dari Beijing Kuterima Undangan RamadhanMu
 
Terima kasih Ya Rabb
 
Walau aku sedang berada di negri tirai bambu
Tapi tetap Kau undang aku kembali masuk dalam taman berkah-Mu
 
Kau sediakan kembali ladang luas untuk ku tanami amal
 
betapa ku rindukan undangan-Mu ini sebelas bulan yang lalu
 
kini Kau pun persilakan aku masuk
 
untuk menikmati semua keramahan ramadhan-Mu
 
Kau sediakan tempat agar aku dapat istirahatkan nafsuku
 
Kau pun sediakan kolam-kolam pensucian
 
untuk ku mandi dan bersihkan semua kotoran hati
 
Kau pun sediakan aku keramaian malam tarawih dalam hati ini
 
Walau beda fasilitas dan lingkunganku kini
 
Tapi tetap penuh dengan suguhan buah tasbih dan tahmid
 
Kau pun sediakan aku tempat untuk tafakur
 
 
Ya Rabb
 
Walau aku berada di Ibu Kota negara Asing
Kau buat hatiku tidak terasing
 
Kau bentangkan malam dengan segala kesejukan ibadah
 
Kau buai aku dengan suara mulia kalam-Mu
 
membuatku ingin tetap terjaga
 
agar dapat terus menangkap makna sucinya
 
 
Ya Rabb
 
Kau pun gandakan kemuliaan pada semua amalku
 
Kau bahkan tambahkan dengan anugrah malam keberkahan
 
yang penuh dengan ribuan kemulian
 
sungguh tak terhingga hadiah yang Kau sediakan dalam undangan-Mu ini
 
terima kasih
 
 
Ya Rabb
 
Ya Rabbunnas
 
Ya Rabbul’alamiin
 
Kau telah undang aku
 
janganlah Kau lupakan aku
 
janganlah Kau jauhi aku
 
aku ingin terus hadir memenuhi undangan-Mu
 
undangan Ramadhan-Mu
 
 
Walau aku di Negara Asing
Walau aku di kota Beijing
47 Comments

#6. Farah Adrienne (Zhengzhou University)

2/6/2017

1 Comment

 
​Ramadhan di Negeri Orang

Marhaban Yaa Ramadhan
Bulan penuh rahmat
Yang dirindukan seluruh umat

Marhaban Yaa Ramadhan
Meski kali ini harus kulalui di negeri orang
Di tengah terik musim panas yang menyengat
Tak menjadi penghalang,  aku tetap bersemangat

Marhaban Yaa Ramadhan
Meski telinga ini tak bisa mendengar adzan yang merdu
Meski lidah ini tak bisa menikmati takjil buatan ibu
Aku bersyukur memiliki sahabat di sampingku


Wahai bulan yang suci 
Kali ini tak dapat kudengar lantunan ayat-ayat merdu yang menghiasi kegelapan
Tak kudengar teriakan "sahur" yang membangunkanku dari lelapnya tidur

Wahai bulan yang suci
Menyambut kedatanganmu kali ini
Banyak perbedaan yang harus kuhadapi
Tapi kau tetaplah Bulan Ramadhan
Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan

Sepertinya, aku harus berdamai dengan hati
Bersyukur atas apa yang dimiliki
Dijalani dengan penuh keteguhan diri
Karena, 
Kemanapun langkah ini pergi,
Ramadhan akan selalu kunanti

1 Comment
<<Previous
    Picture

    Puisi Unggulan

    Memuat beberapa karya puisi yang menjadi puisi unggulan namonator Puisi Favorite

    Untuk Melihat Karya Puisi Nominator Satu pe-rsatu :

    1. Yogi Bagus Adhimas
    2. Nesya Arantika Dewi
    3. Syaiful Hasan
    4. Mulia Mardi
    5. T Anhari
    6. Farah Adrienne
    7. Sry Wahyuni
    8. Khairul Anwar
    Untuk Kembali ke halman polling puisi favorite (silahkan 'klik' di sini)

    Archives

    November 2019
    November 2018
    October 2018
    June 2017

    Categories

    All

    RSS Feed

BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA