Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Kabar Gembira dari Tiongkok

5/10/2018

0 Comments

 
Picture
  

“Manusia memang tidak dapat menciptakan langit, namun manusia mampu untuk menentukan cakrawala”

Itulah sepenggal kalimat yang terus mengobarkan semangat Gembira dalam perjuangan. Ada kesadaran hakiki akan sebuah pembatasan, namun juga ingat bahwa ruang dimensi gerak diberikan seluas cakrawala. Cakrawala yang lebih dinamis, banyak variabel yang mempengaruhinya, bisa dekat, bisa jauh, bisa sempit dan bisa luas,  serta seterusnya tergantung pengalaman dan perspektif yang digunakan. Sehingga begitu Gembira mengetahui bahwa cakrawala ini memberinya sebuah harapan baru.

Gembira setiap hari terus membaca, mengamati dan menerjemahkan, hingga sampai pada hal yang sangat sederhana, analogi sebuah speedometer. Dalam jarum speedometer nilai rentang kecepatan adalah 0 sampai 180 km/jam. 180 km/jam merupakan nilai maksimal, dan tidak bisa bertambah lagi, sedangkan nilai kecepatan di bawah itu adalah ketergantungan Pengendara itu sendiri, bisa bernilai 20, 70, 120 km/jam dan lain-lain.

Berbekal kabar gembira dari kontemplasi Fazlurrahman pada abad-abad sebelumnya, ketakutan, kelemahan, dan kegagalan diajaknya berdamai, yang sebelumnya selalu bermusuhan. Ego-ego itu kini menjadi sahabat karibnya yang selalu menemani dan ia tahu, saat ini, ketakutan menemaninya saat ia akan melanggar etika tatanan yang berlaku, kelemahan selalu menyapanya saat ia berada di puncak, mengabari siapalah dirinya ini, sedangkan kegagalan memeluknya, dengan nasehat-nasehat yang luar biasa.

​Dataran Tiongkok yang kini ia injak menjadi saksi bisu betapa pentingnya mendamaikan mikro kosmos dalam diri sehingga dapat berotasi sebagaimana mestinya. Gembira perlahan meluluhkan batuan endapan dalam imaji, kini tersadar betul, pengendalian dunia luar, dimulai dari pengendalian dalam diri sendiri (bersambung; Oleh Koh Yo Pa - Saudagar Tinta Tiongkok)
0 Comments



Leave a Reply.

    Picture

    GongXi Tiongkok

    Memuat artikel yang mengungkap Hikmah kehidupan di Tiongkok.

    Archives

    October 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA