Dipandu oleh moderator yang keahliannya soal informatika, acara ini mengalir sistematis dan saling sambung. Assoc. Prof. Dr. Muchlas, M.T menyampaikan banyak hal. Sebagai bagian dari Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, dalam membahas ahlakul medsosiyah warga Muhammadiyah, ia berpesan untuk tidak: (a) Dusta; (b) Mencari-cari Aib/Kesalahan; (c) Fitnah, Ghibah dan namimah (adu domba); (d) Mengolok-olok dan mencela (bullying), ujaran kebencian dan permusuhan berdasarkan suku, ras atau antar golongan; dan (e) Pornografi, kemaksiatan dan segala yang terlarang secara syar’i.
Ir. Endy Sjaiful Alim, M.Sc, pembicara kedua merinci tema secara lebih lugas. Membuat bernas apa yang dimaksud dengan industry 4.0. Ia telah berhasil menyampaikan bahasa teknis engineering menjadi mudah bagi audience yang beragam latar belakang keilmuan. Tak lupa ia menggarisbawahi aspek sosial dalam era industri 4.0 yang kental dengan penggunaan teknologi informasi. Ia telah mengingatkan akan pentingnya relasi sains, teknologi dan masyarakat.
“Banyak hal yang bisa dipetik dari acara ini” tutur Adi Maulana, salah seorang Pembina komunitas Husnul khotimah.
“Seperti yang disampaikan Pak Endy, bagaimana ia jeli menengarai fenomena berkembangnya dunia informasi saat ini” lanjutnya menengarai pemateri.
“Misalnya saat ia menyampaikan soal siasat Tiongkok sebelum memperketat sistem informasi negara yang mereka bangun. Dunia pertanian dan infrastruktur mereka kuatkan lebih dulu sampai bisa melayani kebutuhan dasar rakyatnya. Hasilnya, saat era informasi hadir, masyarakatnya siap” tuturnya
Panitia yang terlibat telah memberi ruang yang besar kepada siapapun untuk bersedekah. Waktu dan harta. Terlebih moment romadhon, ketika pahala dilipatgandakan nilainya. Seperti saat panitia memberi slot waktu untuk sosialisasi program kolaboratif antara Gerakan Indonesia Membantu (GIM), LazizMu, komunitas HK dan Kirana. Panitia menayangkan tautan: https://www.youtube.com/watch?v=j9yOQnvWMvw. Founder GIM, Agus Supriyadi, memberi penjelasan.
“Untuk turut mensukseskan program tersebut, dibuka peluang sedekah bagi siapapun dengan cara mengabarkan informasi seluas-luasnya sekaligus himbauan untuk membeli bukunya. Kenapa? Karena sebagian royalti penjualan akan didonasikan oleh GIM untuk pengadaan kursi shalat dalam program Indonesia berbagi”, sambungnya.[Nanang]