PP Muhammadiyah bersma Bapak Dubes dan Staf | Bapak Dubes ber-selfie (swafoto) bersama Generasi Milenial Berkemajuan |
Dalam sambutan di WIsma KBRI Beijing, Bapak Dubes menyampaikan rasa terimakasih atas kunjungan PP Muhammadiyah ke Kedubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia. Selain itu, Djauhari juga berkomitmen untuk memfasilitasi kerjasama yang dibangun antara PP Muhammadiyah dan Masyarakat Tiongkok, terutama kerjasama antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dengan Perguruan Tinggi di Tiongkok.
Selanjutnya, kegiatan diteruskan di Aula KBRI yang dihadiri oleh Warga Muhammadiyah, simpatisan dan berbagai organisasi keislaman yang ada di TIongkok, serta staff KBRI.
Acara dibuka dengan sambutan oleh ketua PCIM Tiongkok Bapak Endy Sjaiful Alim. Dalam kesempatan yang cukup singkat dan padat beliau menyampaikan bahwa “Acara ini sangat special karena mengangkat tema kaum milenial yang menjadi penentu masa depan bangsa.” Dalam kesempatan tersebut, Ketua PCIM menyampaikan penghargaan kepada PP Muhammadiyah dan seluruh peserta yang hadir yang juga dihadiri oleh peserta dari luar daerah Beijing seperti Wuhan yang diwakili PCIMT Regional Wuhan, Nanjing (PCIMT Regional Nanjing), Shanghai (PCIMTRigonal Shanghai dan Hangzhou (PCIMT Regional Hangzhou).
Sambutan berikutnya oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongol, Bapak H.E. Mr. Djauhari Oratmangun. Secara singkat beliau mengajak kepada seluruh kaum milenial di Tiongkok yang jumlahnya sekitar 14700 Mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan perekonomian bangsa” tuturnya.
Ceramah inti oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Bapak Dr. Haedar Nashir dalam acara Spiritual Gathering berlangsung sebelum penutupan. Ceramah ini diawali dengan penjelasan konsep dan cara berpikir Muhammadiyah. Secara umum, kehadiran generasi millenial memiliki peluang untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam yang universal. Sebab perubahan bagi Islam adalah sebuah keniscayaan, dan daya kreativitas adalah cara untuk menyiasati, mengelola dan mengarahkan perubahan yang eksponensial ke arah yang lebih beradab, berbudaya, dan berkemajuan. "Di antara sembilan ciri masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, salah satu cirinya ialah Masyarakat berkemajuan, yang ditandai oleh: (a) Masyarakat Islam ialah masyarakat yang maju dan dinamis, serta dapat menjadi contoh; (b) Masyarakat Islam membina semua sektor kehidupan secara serempak dan teratur/terkoorrdinir; (c) Dalam pelaksanaannya masyarakat itu mengenal pentahapan dan pembagian pekerjaan", Ujar Haedar.
Dalam akhir ceramahnya, beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa di TIongkok untuk dapat meningkatkan potensi dirinya setinggi mungkin dengan cara belajar sungguh-sungguh, mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkarakter tangguh. Potensi diri tersebut akan sangat diperlukan untuk membentuk bangsa yang berkemajuan, bangsa yang sejajar dengan bangsa bangsa besar lain dalam kancah pergaulan peradaban dunia yang berkemajuan.
Penulis: Faqih Ma’arif (Ketua PCIM Tiongkok Regional Beijing)