(Firmansyah/PCIMT/LPB)
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Semoga bermanfaat.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.
Kabar Mu Tiongkok |
|
Ceramah oleh Ustadz Taufiq, Da’i Ambassador Dompet Dhuafa-Indonesia (Firmansyah/PCIMT/LPB) Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KABARMUTIONGKOK.ORG - Beijing, 17/05/19. Bulan suci Ramadhan adalah sebagai “As-Shiyamu” atau puasa bermakna juga sebagai “Al-Imsak” artinya menahan diri. Secara umum puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari hawa nafsu makan dan minum akan tetapi pemaknaan yang lebih lanjut adalah puasa atau “Al-Imsak” bukan hanya sekedar untuk menahan rasa lapar dan haus tapi juga untuk menahan diri kita dari sesuatu yang disebut dengan “Syahwat”. Allah SWT mengingatkan kepada kita bahwa “Syahwat” bukan hanya dimaknai sebagai suatu hal yang bernilai negatif karena sebagaimana yang disampaikan oleh Allah SWT dalam QS Ali Imran:14 yang berbunyi: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ Artinya: Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. Ustadz Taufiq yang merupakan Da’i Ambassador Dompet Dhuafa ini memaparkan “Syahwat dalam ayat ini berarti suatu keinginan-keinginan yang masih dapat dikatakan natural, seperti contoh: syahwat mata adalah keinginan untuk melihat sesuatu hal yang indah. Dalam ayat ini dijelaskan pula bahwa setiap manusia diberikan oleh Allah SWT dalam kecintaannya terhadap syahwat, antara lain: yang pertama manusia memiliki syahwat terutama syahwatnya terhadap lawan jenis dan selama masih suka dengan lawan jenis itu dikatakan sebagai sebuah perhiasan. Syahwat atau keinginan selanjutnya adalah bagi nereka yang sudah berkeluarga ada keinginan untuk memiliki anak. Kemudian syahwat yang berikutnya adalah keinginan untuk memiliki perhiasan seperti emas maupun perak dan yang terakhir yaitu keinginan untuk memiliki kendaraan dan binatang ternak serta sawah ataupun ladang sebagai kebutuhan dasar manusia”. Kemudian Ustadz Taufiq menerangkan bahwa “Syahwat itu adalah perhiasan kehidupan dunia dan di akhir QS Ali Imran ayat 14 ini Allah SWT memberikan peringatan bahwa Allah SWT menyediakan di sisi-Nya tempat kembali yang terbaik. Tempat kembali ini mengisyaratkan kepada kita semua untuk memaknai bahwa syahwat hidup yang kita kejar di dunia tidak akan berarti apa-apa karena itu hanyalah perhiasan hidup di dunia dan tidak akan bernilai di akhirat apa lagi ketika kita mengejar syahwat itu untuk kepentingan dunia semata”. “Jadi kuncinya adalah syahwat duniawiyah itu adalah perhiasan kita hidup di alam dunia dan jangan pernah kita lupakan bahwa dibalik itu semua Allah SWT menyediakan tempat kembali kita yang terbaik” terangnya. Buka Puasa Bersama Warga Indonesia di Beijing, Aula KBRI Beijing (Firmansyah/PCIMT/LPB) Lantas bekal apa untuk kita agar mendapatkan perhiasan tidak hanya di dunia akan tetapi juga di akhirat? Ustadz Taufiq menjelaskan bahwa, Allah SWT menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberitahukan kepada umatnya dalam lanjutan QS. Ali Imran:15 yang berbunyi : قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ Artinya: Katakanlah, “Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Baca Juga: 0.122 detik dan 0.376 detik: Kisah Di Matikannya Nabi Uzair dan Tertidurnya Ashabul Kahfi “Lanjutan ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan lebih baik dari perhiasan di dunia kepada orang-orang yang bertakwa. Seperti contoh dalam kehidupan dunia bagi lelaki yang sholeh akan dikasih istri yang sholehah dan cantik luar dalam tinggal bagaimana cara dia mensyukurinya tapi di akhirat nanti akan disediakan yang lebih baik dan disucikan oleh Allah SWT dan bagi para wanita sholehahnya seorang istri akan lebih cantik dari bidadari yang ada di syurga. Satu hal yang kita harapkan adalah keridhaan Allah SWT, jika Allah SWT telah ridha kepada kita maka apapun yang kita inginkan atau kehendaki akan direstui oleh-Nya dan apapun akan Allah SWT berikan untuk kebahagiaan kita di dunia maupun diakhirat”, jelas Ustadz Taufiq. Baca Juga : Bapak Duta Besar BUKBER Akbar di Wisma KBRI Mudah-mudahan kita semua mendapatkan keridhaan Allah SWT lewat sarana yang kita isi selama bulan suci Ramadhan ini dengan amalan-amalan ibadah yang lebih baik agar kita kelak menjadi manusia yang semakin berkualitas dalam ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat. Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
0 Comments
Leave a Reply. |
BeritaMemuat berbagai berita penting dalam kategori : Berita Nasional, Berita Internasional, Serambi Tiongkok Archives
January 2021
Categories
All
Bekerjasama Dengan BPTI UHAMKA |