Kontribusi pendidikan Muhammadiyah semakin nyata dalam menorehkan catatan sejarah, Oleh karena itu perlu digali, dikembangkan dan ditanamkan kepada generasi, agar fakta sejarah ini menjadi unsur perekat bangsa. Penanaman nilai-nilai sejarah ini, sejalan dengan kota Yogyakarta sebagai kota kelahiran persyarikatan Muhammadiyah. Bermula dari Kampung Kauman KH Ahmad Dahlan beserta murid-muridnya memperluas dakwah persyarikatan hingga saat ini. Fatsun Islam Berkemajuan hingga saat ini dikembangkan tidak hanya di seantero nusantara, bahkan sejak Muktamar ke 47 di Makassar spirit Intenasionalisasi Muhammadiyah dan dakwah di abad ke dua melalui gerakan filantropi juga menjadi komitmen. Pemberdayaan ekonomi ummat dan pelayanan sosial menjadikan persyarikatan Muhammadiyah di abad ke-2 ini sebagai gerakan melintasi zaman. Hal inilah salah satunya yang menjadi latarbelakang diselenggarakannya "Event Sejarah Majelis DIKDASMEN PDM Kabupaten Sleman 2018".
Program event diantaranya: penyelenggaraan tour de Muhammadiyah mengunjungi tempat tempat bersejarah Muhammadiyah di era kelahiran awal pendirian persyarikatan Muhammadiyah di daerah Kauman, Masjid Gedhe dan Karangkajen. Kegiatan ini telah dimulai tanggal 27 September 2018 dengan ditandai oleh pembukaan program di Grha Suara Muhammadiyah. Program tour de Muhammadiyah agar terinternalisasi diiringi dengan pelatihan penulisan sejarah Muharrunadiyah dari staf redaksi Majalah Suara Muhammadiyah yang telah di selenggarakan di Youth Center Melati Sleman 27 — 28 September 2018. Pelatihan tersebut ditindaklanjuti dengan Lomba penulisan sejarah Muhammadiyah. Peserta yang mengikuti sebanyak 36 SMP Muhammadiyah se DIY.
Sementara itu dalam testimoninya, menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Muhajir Efendi, M.Ap. menekankan “Sekolah-sekolah Muhammadiyah harus memiliki unggulan dan menjadi pilihan utama, tidak boleh biasa-biasa saja. Karena kalau tidak, bisa kehilangan watak kepeloporannya. Padahal kepeloporan itu adalah jiwa Muhammadiyah".