Hari Ber-Muhammadiyah merupakan momentum untuk membangkitkan gerakan dakwah Muhammadiyah, khususnya di PCM Balapulang. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat terus dipertahankan untuk menunjukkan gerakan berkemajuan yang menjadi jargon Muhammadiyah selama ini. “Tutur Bapak Komarudin selaku ketua PCM Balapulang.”
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, ketua PDM Kab. Tegal Bapak H. Arief Azman, S.E. menyampaikan beberapa point penting pada kegiatan tersebut. Terwujudnya impian berdirinya STIKES di Kabupaten Tegal merupakan perjuangan dari semua elemen organisasi. Muhammadiyah diharapkan dapat terus membumikan amal usahanya hingga ke pelosok negeri. “Tuturnya”.
Pada level syariah ini tidak ada perbedaan dalam islam, termasuk islam berkemajuan dan islam nusantara, adanya perbedaan tersebut hanya ada pada fikih. Sementara fikih adalah pemahaman manusia terhadap syariah melalui para ulama. Karena adanya pemahaman, maka syariah sama akan menghasilkan fikih yang berbeda. Pada level budaya, Muhammadiyah senantiasa menjaga budaya yang ada di Indonesia. Pendekatan budaya yang dilakukan oleh para wali pada zaman dahulu yang menyebabkan islam dapat diterima dengan baik di Indonesia.
(Sumber: Nasrun/Pelita Bangsa)
Mengakhiri pengajian, beliau menginformasikan pada 31 Juli seluruh PDM akan diundang untuk launching logo mukatamar di Gedung Walidah, UMS-Jawa Tengah. Beliau berharap setelah kegiatan tersebut seluruh PCM, PRM harus menyemarakan kegiatan mukatamar dalam bentuk pembuatan baliho dan kegiatan lainnya. Beliau juga menyampaikan tentang akan diadakannya olimpiade pelajar Muhammadiyah pada 25 oktober di semarang yang akan digabung menjadi hari ber-muhamadiyah di semarang-Jawa Tengah yang sekaligus ditengarai dengan awal dimualinya gebyar Muktamar. “Tutupnya”.
(Sumber: Nasrun/Pelita Bangsa)
COPYRIGT @FQM 2019