Kabar Mu Tiongkok
Temukan Kami di Sosial Media :
  • Beranda
  • Berita
  • Wawasan
  • Risalah Netizen
    • Refleksi Netizen
    • Reportase Netizen
    • Opini Netizen
    • Romadhan di Tiongkok
    • GongXi-Tiongkok
  • Aktivitas
    • School Of Journalism
    • Agenda
    • Lomba Foto >
      • form-lomba-foto
      • Poling Lomba Foto
    • Polling Puisi Favorite >
      • Puisi Favorite 2018
    • Polling
    • Lomba Ramadhan >
      • Pemenang Lomba
      • Polling Video-Favorite
  • Tamadun
    • Karya Fiksi
    • Galeri Foto
    • Karya Video
    • Karya Puisi
    • Kantin Kartini
  • Kontak Kami
  • Organisasi
  • Muhibah Ukuwah
    • NANJING >
      • Poling Lomba Foto Nanjing
      • Foto Ukuwah Nanjing
    • HANGZHOU >
      • Pooling Lomba Foto Hangzhou
      • Foto Ukhuwah Hangzhou
    • SHANGHAI >
      • Foto Ukhuwah Shanghai
  • Tiongkonomi
  • Kemitraan
    • UHAMKA - Pengantar TI
    • UHAMKA - Etika Profesi
    • UHAMKA - Digital Sistem
    • UHAMKA - Praktikum Digital

Ber-Ramadhan Ria di Acara Culture Festival Central China Normal University 2019

30/5/2019

0 Comments

 
Picture

​Ber-Ramadhan Ria di Acara Culture Festival Central China Normal University 2019

​Oleh Muhammad Arief Zuliyan
(Mahasiswa Central China Normal University)
Sabtu-Ahad, 25-26 Mei 2019 merupakan hari yang monumental bagi mahasiswa Internasional di kampus Central China Normal University. Perhelatan akbar festival kebudayaan Internasional yang menjadi agenda dua tahunan ini berhasil diselenggarakan dengan tema Forever Young, Always CCNU.  Dengan dua agenda besar yakni Bazar di hari Sabtu siang dan pertunjukan seni di Ahad malam. Mahasiswa Internasional dari sekitar 60 negara ikut andil memeriahkan acara dengan mengenalkan kebudayaan mereka masing-masing. Indonesia tidak terkecuali. Menjadi hal yang fardlu bagi mahasiswa Indonesia ikut memeriahkan sebagai aktualisasi cinta pada Ibu pertiwi.

Sebulan lebih Mahasiswa Indonesia di CCNU bersama sama menyiapkan konsep acara dengan berbagai diskusi, melihat berbagai kemungkinan ke
 depan, termasuk mekanisme latihan di bulan suci Ramadhan dan memasak di hari H dalam keadaan puasa bagi mahasiswa muslim. Musyawarah mufakat dihasilkan guna terakomodirnya semua talenta berbakat, mulai dari talenta masak-memasak makanan khas Indonesia, koreografer, talenta tari, photographer dsb. Semua aktif menjalankan sesuai jobdes dan tanggung jawab yang diberikan oleh yang dituakan di CCNU, Muhammad Aris Ichwanto “Pak Kepsek” sapaan akrab ketua PPIT Ranting CCNU.

​Bagi mahasiswa Muslim Indonesia di CCNU, perhelatan festival Internasional tahun 2019 ini sangat membekas indah dalam sanubari. Di bulan suci Ramadhan dalam keadaan berpuasa menahan lapar diri, capek, ditambah cuaca yang tidak bersahabat bukan berarti menghalangi niat untuk beribadah sembari berkhidmat kepada negeri. Tetes rintik air hujan di sepanjang hari Sabtu yang membasahi bumi kota Wuhan dan sekitarnya kala itu menjadi keberkahan tersendiri, pasalnya hujan yang tiada henti di hari Sabtu menjadikan acara malam puncak yang sejatinya dilaksanakan Sabtu malam diundur menjadi Ahad malam. Jeda satu hari menjadi amunisi untuk lebih memantapkan performance di puncak acara.

Picture
Rasa ngantuk di hari Sabtu pagi tertepis oleh agenda besar bazar “waroeng Indonesia”, konsep tema bazar Indonesia. Suasana mini Indonesia terlihat manakala musik dangdut, makanan khas Indonesia dan berbagai permainan tradisional Indonesia tersaji di stand booth berukuran 6x2 meter milik Indonesia. Masyarakat Internasional dari berbagai kebangsaan mencicipi hidangan ala warung Indonesia, Tidak sedikit para tamu yang datang juga ikut berbaur menari bersama menikmati suasana kesederhanaan dan keramahan masyarakat Indonesia. John Robert, mahasiswa doktoral jurusan teori politik Internasional dalam pesan singkat yang dikirim ke penulis menyatakan rasa terima kasih dan sangat menikmati atas ajakan menari bersama, dan bisa mencicipi makanan khas Indonesia.
Picture
Kemeriahan bazar kala itu, turut menggetarkan nenek kelahiran Jakarta yang pindah dan menetap di Wuhan sejak tahun1960, untuk hadir mengunjungi “Waroeng Indonesia” mengobati rasa rindu Indonesia. “Saya tidak tahu lagu lagu Indonesia sekarang, kalau Bengawan solo dan lagu zaman dulu saya tahu”, Tutur nenek dengan masih fasih berbahasa Indoensia.

​Ahad siang, 50 talenta tari Mahasiswa Indonesia di CCNU mempersiapkan acara malam puncak dengan berdandan berias diri, mengenakan kostum tari tradisional dari berbagai daerah Nusantara. Bagi mahasiswa muslim Indonesia di CCNU, rasa bangga menampilkan kebudayaan di mata Internasional mampu mengubur rasa lapar dan dahaga. Menjelang petang, semua talenta tari berkumpul di sekitar panggung
outdoor, bersama berdoa untuk kelancaran acara pertunjukan. Tarian Nusantara Medley atau perpaduan kolaborasi tarian nusantara dari Papua, Ratoh Jaroe dari Aceh dan Flasmob bernuansa zamrud khatulistiwa menjadi konsep tarian yang disuguhkan sekaligus sebagai pembuka acara puncak culture festival mampu dipentaskan nan apik mahasiswa Indonesia termasuk mahasiswa muslim dengan masih berpuasa. Tepuk tangan riuh sorak apresiasi menghiasi pertunjukan Tari Nusantara Medley. Setelahnya, hidangan Buka Puasa yang disiapkan oleh panitia dinikmati bersama. Buka bersama di ruangan terbuka dengan mengenakan pakaian tradisional di acara spektakuler festival Internasional mungkin menjadi cacatan kebanggaan tersendiri selama masa hidup. Kisah nan apik ini tidak akan lekang oleh waktu, sembari menjadi bahan cerita untuk anak cucu di kemudian waktu.


Picture
Photo by : Iyan & Yuli
0 Comments

BEKAL MENDAPATKAN PERHIASAN AKHIRAT

29/5/2019

0 Comments

 
Picture
​Ceramah oleh Ustadz Taufiq, Da’i Ambassador Dompet Dhuafa-Indonesia
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
KABARMUTIONGKOK.ORG - Beijing, 17/05/19. Bulan suci Ramadhan adalah sebagai “As-Shiyamu” atau puasa bermakna juga sebagai “Al-Imsak” artinya menahan diri. Secara umum puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari hawa nafsu makan dan minum akan tetapi pemaknaan yang lebih lanjut adalah puasa atau “Al-Imsak” bukan hanya sekedar untuk menahan rasa lapar dan haus tapi juga untuk menahan diri kita dari sesuatu yang disebut dengan “Syahwat”. Allah SWT mengingatkan kepada kita bahwa “Syahwat” bukan hanya dimaknai sebagai suatu hal yang bernilai negatif karena sebagaimana yang disampaikan oleh Allah SWT dalam QS Ali Imran:14 yang berbunyi:
​زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Artinya: Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Ustadz Taufiq yang merupakan Da’i Ambassador Dompet Dhuafa ini memaparkan “Syahwat dalam ayat ini berarti suatu keinginan-keinginan yang masih dapat dikatakan natural, seperti contoh: syahwat mata adalah keinginan untuk melihat sesuatu hal yang indah. Dalam ayat ini dijelaskan pula bahwa setiap manusia diberikan oleh Allah SWT dalam kecintaannya terhadap syahwat, antara lain: yang pertama manusia memiliki syahwat terutama syahwatnya terhadap lawan jenis dan selama masih suka dengan lawan jenis itu dikatakan sebagai sebuah perhiasan. Syahwat atau keinginan selanjutnya adalah bagi nereka yang sudah berkeluarga ada keinginan untuk memiliki anak. Kemudian syahwat yang berikutnya adalah keinginan untuk memiliki perhiasan seperti emas maupun perak dan yang terakhir yaitu keinginan untuk memiliki kendaraan dan binatang ternak serta sawah ataupun ladang sebagai kebutuhan dasar manusia”.
Baca Juga : Ustadz Kelahiran Portugal-Indonesia Siap Kawal Ramadhan Selama 30 Hari
Kemudian Ustadz Taufiq menerangkan bahwa “Syahwat itu adalah perhiasan kehidupan dunia dan di akhir QS Ali Imran ayat 14 ini Allah SWT memberikan peringatan bahwa Allah SWT menyediakan di sisi-Nya tempat kembali yang terbaik. Tempat kembali ini mengisyaratkan kepada kita semua untuk memaknai bahwa syahwat hidup yang kita kejar di dunia tidak akan berarti apa-apa karena itu hanyalah perhiasan hidup di dunia dan tidak akan bernilai di akhirat apa lagi ketika kita mengejar syahwat itu untuk kepentingan dunia semata”. “Jadi kuncinya adalah syahwat duniawiyah itu adalah perhiasan kita hidup di alam dunia dan jangan pernah kita lupakan bahwa dibalik itu semua Allah SWT menyediakan tempat kembali kita yang terbaik” terangnya.
Picture
​Buka Puasa Bersama Warga Indonesia di Beijing, Aula KBRI Beijing
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Lantas bekal apa untuk kita agar mendapatkan perhiasan tidak hanya di dunia akan tetapi juga di akhirat? Ustadz Taufiq menjelaskan bahwa, Allah SWT menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberitahukan kepada umatnya dalam lanjutan QS. Ali Imran:15 yang berbunyi :
​قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ
Artinya: Katakanlah, “Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.
Baca Juga: 0.122 detik dan 0.376 detik: Kisah Di Matikannya Nabi Uzair dan Tertidurnya Ashabul Kahfi
“Lanjutan ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan lebih baik dari perhiasan di dunia kepada orang-orang yang bertakwa. Seperti contoh dalam kehidupan dunia bagi lelaki yang sholeh akan dikasih istri yang sholehah dan cantik luar dalam tinggal bagaimana cara dia mensyukurinya tapi di akhirat nanti akan disediakan yang lebih baik dan disucikan oleh Allah SWT dan bagi para wanita sholehahnya seorang istri akan lebih cantik dari bidadari yang ada di syurga. Satu hal yang kita harapkan adalah keridhaan Allah SWT, jika Allah SWT telah ridha kepada kita maka apapun yang kita inginkan atau kehendaki akan direstui oleh-Nya dan apapun akan Allah SWT berikan untuk kebahagiaan kita di dunia maupun diakhirat”, jelas Ustadz Taufiq.
Baca Juga : Bapak Duta Besar BUKBER Akbar di Wisma KBRI
Mudah-mudahan kita semua mendapatkan keridhaan Allah SWT lewat sarana yang kita isi selama bulan suci Ramadhan ini dengan amalan-amalan ibadah yang lebih baik agar kita kelak menjadi manusia yang semakin berkualitas dalam ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Semoga bermanfaat.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
0 Comments

Polling Artikel Favorit Mei 2019

28/5/2019

18 Comments

 
Picture

Ketentuan Umum Polling Artikel Favorit

Center for Strategic Studies and Development (CSSD) PCIM Tiongkok, bermaksud mendorong penguatan budaya literasi dengan memberi apresiasi kepada para penulis/netizen yang telah mengirimkan artikel ke kabarmutiongkok.org. Kegiatan ini sebagaimana telah berjalan secara periodik sejak tahun 2016. Apresiasi tersebut berupa pemberian hadiah dana sebesar 100 RMB untuk artikel favorit 1 ; Hadiah dana sebesar 75 RMB untuk artikel favorit 2 ;  dan hadiah dana sebesar 50 RMB untuk artikel favorit 3. Pembagian hadiah akan disampaikan pada silaturaohim dan buka bersama hari Jum’at, tanggal 31 Mei, di restoran Zam Zam, Jl Loyoulu Wuhan, Hubei, Tiongkok ( Metro Line 2, Stasiun Guanggu Boulevard, Pintu Keluar C / Seberang Hotel Hyatt Regency / Depan Kampus HUST).
Mohon berkenan membantu memilih penulis artikel favorit dengan metode polling. Silahkan pilih nama penulis artikel favorit anda dengan meng - "KLIK"  nama penulis artikel yang tertera pada diagram / bagan yang terlihat di atas pemberitahuan ini (Polling bersifat Riel Time mungkin perlu waktu beberapa saat untuk memunculkan gambar diagram/bagan polling, karena dalam waktu bersamaan di tempat lain mungkin ada user lain yang sedang melakukan polling juga ).

Tata Cara Melakukan Polling :

  1. Setiap pengunjung (peserta polling) dapat menentukan 3 penulis artikel favorit sesuai pilihannya setiap hari, sampai batas waktu polling selesai.  Batas waktu polling telah ditetapkan sampai hari Jumat, 31 Mei 2019, jam 11:00 (waktu Beijing).
  2. Pemilihan penulis artikel  favorit dilakukan dengan meng-"KLIK" maksimal 3 nama penulis artikel (nominator penulis artikel favorit) yang tertera pada diagram / bagan yang terlihat di atas pemberitahuan ini (bila gambar belum muncul harap tunggu beberapa saat).
  3. Bila diperlukan (dalam setiap hari) pengunjung dapat mengkoreksi pilihannya dengan cara meng-"KLIK" pilihan semula untuk pembatalan pilihan, kemudian "KLIK" nominator lain sebagai pilihan terbaru (dengan konsekwensi pilihan yang telah dipilih sebelumnya teranulir).​

Membaca Artikel Sebelum Melakukan Polling

Bila diperlukan, artikel dapat dibaca terlebih dahulu sebelum melakukan polling. Untuk membaca artikel sebelum melakukan Polling silahkan kunjungi link berikut :

# M Firmansyah - Beijing
# Amelia - Nanning
# Anang Masduki - Shanghai
# Nova Edvike Trinanda - Chengdu
# Nanang Zulkarnaen - Nanjing
# Rifqa - Wuhan
# Dani Fadillah - Nanjing
# Elmy Nur Azizah - Beijing

18 Comments

Menikmati Ramadhan di Kota Shanghai

28/5/2019

0 Comments

 
Picture
KABARMUTIONGKOK.ORG - Anda yang pergi ke Shanghai, China tidak perlu khawatir jika ingin beribadah di masjid. Ada delapan masjid yang tersebar di wilayah Shanghai. Bisa digunakan kapan saja untuk beribadah. Delapan masjid tersebut adalah : 1. Xiaotaoyuan Mosque; 2. Pudong Mosque; 3. Fuyou Road Mosque; 4. Jiangwan Mosque; 5. Songjiang Mosque; 6. The Female Mosque; 7. Jinshan Mosque; 8. Huxi Mosque. Masjid No 8 adalah masjid yang paling sering saya kunjungi.

Ramadhan kali ini adalah pengalaman pertama saya Ramadhan tidak di kampung halaman. Tentu ada suka dukanya. Puasa di Shanghai dimulai pukul 03.30 dan waktu buka sekitar pukul 19.00. Namun banyak orang sangat menikmatinya. Karena ternyata di Shanghai banyak umat Islam yang juga menjalankan puasa, berbuka dan tarawih bersama. Mereka sangat ramah. Melihat wajah asing, dengan ramah pada bertanya. Diri mana asalmu, apa pekerjaanmu dan di sini bekerja atau study. Dengan grotal gratul sebisanya aku jawab. Kebanyakan jamaah berasal dari suku Han dan juga suku Uighur provinsi Xinjiang. Selain itu juga banyak wajah-wajah jamaah berasal dari Eropa, Afrika, timur tengah maupun Asia Selatan.

Picture
Tiap hari pukul 17.00 masyarakat muslim di sekitar masjid Huxi berbondong- bondong ke masjid untuk berbuka puasa bersama. Padahal waktu buka puasa masih lama. Mereka melakukan tadarus dan ada juga yang menyiapkan menu berbuka.

Jika waktu berbuka tiba, masyarakat akan berkumpul di ruang makan yang telah disediakan meja kursi dan lengkap dengan menu berbuka. Biasanya kurma, roti, teh panas, buah dan bubur. Selesai membatalkan puasa kemudian sholat magrib. Setelah sholat magrib dilanjut dengan makan. Menunya biasanya gulai ayam, atau gulai sapi ditambah dengan oseng-oseng jamur maupun terong. Namun tentu dengan bumbu dan rasa yang berbeda dengan masakan Jawa.


Selesai makan para jamaah pada bersilaturahmi sambil ngobrol dengan jamaah lain. 15 menit menjelang azan isya, jamaah masuk ke masjid untuk mendengarkan Kultum. Materi di sampaikan tentunya dengan bahasa Mandarin dan temanya kebanyakan persoalan Hukum Islam, Aqidah dan Ibadah.

Picture
Masuk isya, dilanjut sholat tarawih dengan penuh khusyu dan tumakninah. Salam marhaban ya romadhan dari Shanghai, selamat mencapai taqwa dan kemenangan. () AM
0 Comments

Tadarus Medsos: Kolaborasi Perdana PRIM Nanjing

27/5/2019

0 Comments

 
Picture
Nanjing, 19/05/2019 - Pengajian akbar kolaborasi komunitas Husnul Khotimah (HK), PRIM Nanjing dan Universitas Ahmad Dahlan telah diselenggarakan pada tanggal 19 Mei 2019 (14 Romadhon 1440 H). Bertempat di Suning venice hotel (南京苏宁环球威尼斯酒店) Distrik Pukou Kota Nanjing, acara ini dimulai sejak pukul 16.55 sd 20.00 waktu setempat. Hadir dua orang pembacara: 1). Assoc. Prof. Dr. Muchlas, M.T. (Ketua MPI PP Muhammadiyah, Wakil. Rektor I UAD Yogyakarta); dan (2) Ir. Endy Sjaiful Alim, M.Sc. (Ketua PCIM Tiongkok, Dosen UHAMKA Jakarta). Mengusung tema: "Fiqih Informasi dan Tadarus Medsos di Era Digital 4.0".

Dipandu  oleh moderator yang keahliannya soal informatika, acara ini mengalir sistematis dan saling sambung. Assoc. Prof. Dr. Muchlas, M.T menyampaikan banyak hal. Sebagai bagian dari Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, dalam membahas ahlakul medsosiyah warga Muhammadiyah, ia berpesan untuk tidak: (a) Dusta; (b) Mencari-cari Aib/Kesalahan; (c) Fitnah, Ghibah dan namimah (adu domba); (d) Mengolok-olok dan mencela (bullying), ujaran kebencian dan permusuhan berdasarkan suku, ras atau antar golongan; dan (e) Pornografi, kemaksiatan dan segala yang terlarang secara syar’i.

Ir. Endy Sjaiful Alim, M.Sc, pembicara kedua merinci tema secara lebih lugas. Membuat bernas apa yang dimaksud dengan industry 4.0. Ia telah berhasil menyampaikan bahasa teknis engineering menjadi mudah bagi audience yang beragam latar belakang keilmuan. Tak lupa ia menggarisbawahi aspek sosial dalam era industri 4.0 yang kental dengan penggunaan teknologi informasi. Ia telah mengingatkan akan pentingnya relasi sains, teknologi dan masyarakat.

 “Banyak hal yang bisa dipetik dari acara ini” tutur Adi Maulana, salah seorang Pembina komunitas Husnul khotimah.

“Seperti yang disampaikan Pak Endy, bagaimana ia jeli menengarai fenomena berkembangnya dunia informasi saat ini” lanjutnya menengarai pemateri.

“Misalnya saat ia menyampaikan soal siasat Tiongkok sebelum memperketat sistem informasi negara yang mereka bangun. Dunia pertanian dan infrastruktur mereka kuatkan lebih dulu sampai bisa melayani kebutuhan dasar rakyatnya. Hasilnya, saat era informasi hadir, masyarakatnya siap” tuturnya


Picture
Boleh dibilang acara ini sangat berhasil dan memberi banyak manfaat bagi para peserta. Jumlah peserta mencapai 150 orang, menjadi salah satu indikator keberhasilan acara ini. Kesempatan bertanya diberikan maksimal dan jawaban dari pemateri cukup memuaskan peserta yang haus akan informasi.

​
Panitia yang terlibat telah memberi ruang yang besar kepada siapapun untuk bersedekah. Waktu dan harta. Terlebih moment romadhon, ketika pahala dilipatgandakan nilainya.  Seperti saat panitia memberi slot waktu untuk sosialisasi program kolaboratif antara Gerakan Indonesia Membantu (GIM), LazizMu, komunitas HK dan Kirana. Panitia menayangkan tautan: https://www.youtube.com/watch?v=j9yOQnvWMvw. Founder GIM, Agus Supriyadi, memberi penjelasan.

Picture
“Indonesia berbagi merupakan program kerjasama GIM, HK, LazisMu dan Kirana untuk pengadaan kursi shalat bagi penyandang disabilitas. Program ini akan menyasar masjid di Indonesia yang belum memiliki fasilitas untuk para penyandang disabilitas dan orang tua. Ide ini muncul berdasar kisah nyata salah seorang pengurus GIM” Kata Agus saat menjelaskan 2 program yang diluncurkan: program Indonesia berbagi dan Indonesia Menginspirasi.
Picture
“Adapun program Indonesia Menginspirasi telah dirintis dengan penerbitan buku inspirasi sekolah dengan "0" Rupiah yang akan diluncurkan pada hari kebangkitan nasional 20 Mei 2019 bertepatan dengan milad GIM yang ke-3. Buku ini ditulis oleh 15 pelajar dan alumni sekolah luar negeri. Memuat kisah-kisah perjuangan selama menempuh pendidikan” lanjut Agus.
“Untuk turut mensukseskan program tersebut, dibuka peluang sedekah bagi siapapun dengan cara mengabarkan informasi seluas-luasnya sekaligus himbauan untuk membeli bukunya. Kenapa? Karena sebagian royalti penjualan akan didonasikan oleh GIM untuk pengadaan kursi shalat dalam program Indonesia berbagi”, sambungnya.[Nanang]
0 Comments

MALAM KE 12 : POTENSI DALAM DIRI UMAT MANUSIA

21/5/2019

0 Comments

 
Picture
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KabarMuTiongkok | Beijing, 16/05/19. Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita sebagai manusia dengan dibekali potensi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Bekal potensi yang Allah SWT berikan kepada manusia sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Asy-Syams: 7-8 yang berbunyi:

“wa nafsiw wa mā sawwāhā, fa al-hamahā fujụrahā wa taqwāhā”
Yang artinya: demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)Nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.

Ustadz Taufiq yang juga Da’I Ambassador Dompet Dhuafa-Indonesia memaparkan “surat yang diawali dengan sumpah Allah SWT mengingatkan kita bahwa sesungguhnya setiap jiwa manusia memiliki perpaduan antara roh dan jasad dengan potensi akal dan dilahirkan di dunia ini dengan jiwa yang sempurna serta memiliki kedudukan yang sama antara satu dengan yang lainnya di mata Allah SWT. Kemudian Allah SWT mengilhamkan kepada setiap manusia dengan 2 (dua) potensi, antara lain: potensi yang pertama adalah keburukan dan potensi yang kedua adalah ketaqwaan. Potensi inilah yang menjadi suatu kehebatan bagi umat manusia yang kemuliaannya nanti akan tergantung bagaimana cara kita untuk dapat mengolah potensi yang ada pada diri sendiri baik itu dalam bentuk keburukan maupun dalam bentuk keburukan”.

Dalam lanjutan QS. Asy-Syams: 9-10 Allah SWT berfirman qad aflaḥa man zakkāhā, wa qad khāba man dassāhā yang artinya: sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. Ustadz Taufiq menjelaskan “Makna dalam lanjutan QS. Asy-Syams tersebut yaitu ada 2 (dua) pilihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita sebagai manusia untuk memilih jalan yang terbaik untuk dirinya. Jika kita dapat memanfaatkan potensi yang diberikan oleh Allah SWT maka inshaallah kita akan termasuk dalam golongan Aṣḥābil-Yamīn yaitu golongan kanan, akan tetapi bagi manusia yang tidak dapat memanfaatkannya atau melakukan hasrat hawa nafsunya secara tidak terkendali akan mengotori jiwanya sendiri dan ketika ini dibiarkan sama saja manusia itu masih membiarkan dirinya untuk tetap berada dalam golongan kiri atau yang disebut golongan Ashabul Syimal”.

Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk selalu dapat membersihkan diri, namun bagaimana cara kita membersihkan diri? dalam lanjutan ceramahnya, Ustadz Taufiq mengisahkan pada saat jaman Nabi Muhammad SAW dalam Hadits Riwayat Muslim, ada sahabat yang bertanya kepada beliau: “bagaimana konsep dari pahala dan dosa?”, Rasulullah SAW berkata: “Mintalah fatwa kepada hati dan jiwamu. Kebaikan (pahala) ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tenteram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang telah memberi fatwa kepadamu”. “pada dasarnya manusia tanpa dikasih pelajaran dan penjelasan tanpa diberikan dalil-dalil tertentu mereka sudah mengetahui potensi yang ada pada diri mereka baik itu perbuatan baik maupun perbuatan yang buruk, karena ada sesuatu yang dapat memfilter itu semua yaitu dengan melalui Hati Nurani atau yang disebut dengan Qolbun yang mereka miliki”, jelas Ustadz Taufiq.

“Setiap manusia pada dasarnya diberikan Hati Nurani atau Qolbun untuk selalu senantiasa membersihkan dirinya dan harus dipelihara dengan sangat baik agar kita tidak mengabaikan salah satu potensi yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan yang baik di bulan suci Ramadhan untuk membersihkan Hati Nurani dengan memperbanyak amalan-amalan ibadah lainnya untuk meningkatkan keimanan serta ketaqwaan agar dapat menghantarkan jiwa dan raga kita menjadi manusia dengan hati dan jiwa yang selalu diberikan ketenangan oleh Allah SWT” tutup Ustadz Taufiq.
“dan jika mereka beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, sekiranya mereka tahu”. (QS. Al-Baqarah:103)
 
Semoga bermanfaat.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
 
Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
 

Picture
0 Comments

BEKAL MENDAPATKAN PERHIASAN AKHIRAT

19/5/2019

0 Comments

 
Picture
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

MediaMuTiongkok | Beijing, 17/05/19. Bulan suci Ramadhan adalah sebagai “As-Shiyamu” atau puasa bermakna juga sebagai “Al-Imsak” artinya menahan diri. Secara umum puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari hawa nafsu makan dan minum akan tetapi pemaknaan yang lebih lanjut adalah puasa atau “Al-Imsak” bukan hanya sekedar untuk menahan rasa lapar dan haus tapi juga untuk menahan diri kita dari sesuatu yang disebut dengan “Syahwat”. Allah SWT mengingatkan kepada kita bahwa “Syahwat” bukan hanya dimaknai sebagai suatu hal yang bernilai negatif karena sebagaimana yang disampaikan oleh Allah SWT dalam QS Ali Imran:14 yang berbunyi:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

Artinya: Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

Ustadz Taufiq yang merupakan Da’i Ambassador Dompet Dhuafa ini memaparkan “Syahwat dalam ayat ini berarti suatu keinginan-keinginan yang masih dapat dikatakan natural, seperti contoh: syahwat mata adalah keinginan untuk melihat sesuatu hal yang indah. Dalam ayat ini dijelaskan pula bahwa setiap manusia diberikan oleh Allah SWT dalam kecintaannya terhadap syahwat, antara lain: yang pertama manusia memiliki syahwat terutama syahwatnya terhadap lawan jenis dan selama masih suka dengan lawan jenis itu dikatakan sebagai sebuah perhiasan. Syahwat atau keinginan selanjutnya adalah bagi nereka yang sudah berkeluarga ada keinginan untuk memiliki anak. Kemudian syahwat yang berikutnya adalah keinginan untuk memiliki perhiasan seperti emas maupun perak dan yang terakhir yaitu keinginan untuk memiliki kendaraan dan binatang ternak serta sawah ataupun ladang sebagai kebutuhan dasar manusia”.

Kemudian Ustadz Taufiq menerangkan bahwa “Syahwat itu adalah perhiasan kehidupan dunia dan di akhir QS Ali Imran ayat 14 ini Allah SWT memberikan peringatan bahwa Allah SWT menyediakan di sisi-Nya tempat kembali yang terbaik. Tempat kembali ini mengisyaratkan kepada kita semua untuk memaknai bahwa syahwat hidup yang kita kejar di dunia tidak akan berarti apa-apa karena itu hanyalah perhiasan hidup di dunia dan tidak akan bernilai di akhirat apa lagi ketika kita mengejar syahwat itu untuk kepentingan dunia semata”. “Jadi kuncinya adalah syahwat duniawiyah itu adalah perhiasan kita hidup di alam dunia dan jangan pernah kita lupakan bahwa dibalik itu semua Allah SWT menyediakan tempat kembali kita yang terbaik” terangnya.

Muhammad SAW untuk memberitahukan kepada umatnya dalam lanjutan QS. Ali Imran:15 yang berbunyi:

قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ

Artinya: Katakanlah, “Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.


“Lanjutan ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan lebih baik dari perhiasan di dunia kepada orang-orang yang bertakwa. Seperti contoh dalam kehidupan dunia bagi lelaki yang sholeh akan dikasih istri yang sholehah dan cantik luar dalam tinggal bagaimana cara dia mensyukurinya tapi di akhirat nanti akan disediakan yang lebih baik dan disucikan oleh Allah SWT dan bagi para wanita sholehahnya seorang istri akan lebih cantik dari bidadari yang ada di syurga. Satu hal yang kita harapkan adalah keridhaan Allah SWT, jika Allah SWT telah ridha kepada kita maka apapun yang kita inginkan atau kehendaki akan direstui oleh-Nya dan apapun akan Allah SWT berikan untuk kebahagiaan kita di dunia maupun diakhirat”, jelas Ustadz Taufiq.

Mudah-mudahan kita semua mendapatkan keridhaan Allah SWT lewat sarana yang kita isi selama bulan suci Ramadhan ini dengan amalan-amalan ibadah yang lebih baik agar kita kelak menjadi manusia yang semakin berkualitas dalam ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
 
Semoga bermanfaat.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
 
Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
Picture
0 Comments

Keutamaan Bulan Suci Ramadhan

17/5/2019

0 Comments

 
Picture
​Ustadz Taufiq, Da’i Ambassador Dompet Dhuafa-Indonesia
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Picture
KABARMUTIONGKOK.ORG Beijing-13/05/19. Dalam ceramahnya pada malam ke-9 di bulan suci Ramadhan Ustadz Taufiq membahas tentang keutamaan bulan suci Ramadhan. Dalam al-quran surat al-baqarah:185 yang berbunyi:
​شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Yang artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.
Mengapa bulan suci Ramadhan sangat mulia disisi Allah SWT? Ustadz taufiq yang juga merupakan da’i Ambassador Dompet Dhuafa ini menjelaskan bahwa “Bulan Ramadhan itu menjadi mulia karena Allah SWT menurunkan kitab suci Al-Quran di bulan suci Ramadhan. Kita mengingat kembali bahwa pada jaman dahulu sebelum diturunkannya Wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, semenjak masih berusia anak-anak beliau dititipkan kepada pamannya dan menggembala kambing hingga pada usia remaja beliau menjadi seorang pedagang. Ternyata sosok beliau sebelum diangkat menjadi Nabi adalah seorang yang aktif dalam berbisnis dan kemudian pada usia 40 tahun beliau diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT.

Kita juga mengetahui masyarakat Arab sebelum jamannya Nabi dikenal sebagai masa
jahiliyah atau bodoh, bodoh yang dimaksud bukan berarti tidak tau apa-apa akan tetapi dimaknai bahwa pada waktu itu Nabi Muhammad SAW dan bangsa arab belum mendapatkan pencerahan tentang tata cara mereka dalam mengekspresikan kehidupan atau kepercayaan kepada Tuhan sang pencipta dan belum diarahkan kepada satu titik di mana sesungguhnya seperti yang diajarkan oleh para Nabi tentang ketauhidan yaitu ibadah dalam bentuk ekspresi yang lebih real nanti mengarahkan kepada mereka bahwa hidup itu bukan hanya untuk hidup yang sementara”.

​“Sampai kemudian Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi, salah satu tantangan terbesarnya adalah memberikan gambaran bahwa hidup di dunia itu belum selesai masih ada lagi kehidupan selanjutnya yaitu kehidupan di alam akhirat, itulah yang membuat manusia pada waktu itu disebut
jahiliyah karena bahwa hidup itu sesungguhnya perjalanan yang panjang bukan hanya di dunia saja dan mereka belum mempunyai keyakinan tentang adanya kehidupan di alam akhirat  sehingga kepentingannya hanyalah kepentingan sesaat”, papar beliau.


Picture
​Suasana Saat Ceramah Oleh Ustadz Taufiq
(Firmansyah/PCIMT-Reg Beijing/LPB)
Ustadz taufiq menambahkan “Sampai kemudian Allah SWT memilih pribadi Nabi Muhammad SAW sebagai penutup akhir zaman yang ditandai dengan diturunkannya wahyu pertama oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril pada saat Nabi Muhammad saw bertahan di gua pinggir kota mekkah, yang di sanalah kemudian Allah SWT menyampaikan wahyu-Nya yang sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Alaq: 1-5 yang berbunyi: iqra` bismi rabbikallażī khalaq, khalaqal-insāna min 'alaq, iqra` wa rabbukal-akram, allażī 'allama bil-qalam, 'allamal-insāna mā lam ya'lam. Dengan turunnya ayat pertama ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur atau bertahap dan tercatat dalam QS Al-Qadr waktu diturunkannya Al-Qur’an yang berbunyi innā anzalnāhu fī lailatil-qadr yang artinya Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar (malam lailatul qadar)”.

“Allah SWT menurunkan Al-Qur'an itu secara utuh ke langit dunia yang kemudian oleh malaikat Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dan pertama kali ayat Al-Qur'an yang diturunkan adalah QS Al-Alaq yang isinya bukan tentang tata cara kita untuk beribadah puasa maupun shalat akan tetapi tentang “
Iqra atau Bacalah”. Walaupun Nabi Muhammad SAW ketika itu belum diperkenakan untuk bisa membaca, Nabi Muhammad SAW berkata pada malaikat Jibril “aku ini tidak bisa membaca” tetapi malaikat Jibril menyuruh kembali untuk membaca: iqra` bismi rabbikallażī khalaq, khalaqal-insāna min 'alaq yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Inilah proses di mana kita manusia sesungguhnya harus tetap bersemangat untuk tetap mencari ilmu di manapun berada”, imbuh Ustadz kelahiran Portugal-Indonesia itu.


Baca juga: 0.122 detik dan 0.376 detik: Kisah Di Matikannya Nabi Uzair dan Tertidurnya Ashabul Kahfi
Picture
​Suasana Saat Ingin Melaksanan Shalat Witir Berjama’ah.
(Firmansyah/PCIMT /LPB)
Kemudian Ustadz taufiq mengatakan bahwa “ada hikmah yang bisa kita peroleh dari peristiwa ini bahwa semangat untuk mencari ilmu itu sesungguhnya semangat yang sudah ada ketika Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dan ayat pertama yang Allah SWT turunkan berhubungan dengan ayat untuk mencari ilmu yaitu untuk membaca”. Semoga momentum bulan suci Ramadhan ini dapat mengingatkan kepada kita bahwa pentingnya mengisi bulan suci Ramadhan dengan mempelajari, mengaji dan mengkaji kembali lewat tadarus Al-Qur'an untuk mengetahui bagaimana Al-Qur'an sebagai “hudan linnas” yaitu petunjuk bagi manusia, bagaimana kita sebagai manusia memahami betul tentang Al-Qur'anul Karim.

Karena sesungguhnya Al-Qur'an itulah petunjuk teknis bagi kita umat manusia di samping Nabi Muhammad SAW berkata “
wa bayyinatin minal huda wal furqan” yaitu ada keterangan-keterangan yang lebih detail lagi baik yang disampaikan dalam Al-Qur'an maupun yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW untuk bagaimana kita bertindak sebagai orang mukmin yang sesungguhnya.


Semoga bermanfaat.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.



Picture
Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
0 Comments

Buka Puasa Bersama Bapak Dubes Milenial

14/5/2019

0 Comments

 
Picture
​Sambutan Bapak Dubes Djauhari Oratmangun
(Firmansyah/PCIMT /LPB)
Picture
KABARMUTIONGKOK.ORG Beijing, 12/05/19. Warga indonesia yang ada di Beijing berbuka puasa Bersama Bapak Dubes yang milenial yaitu Bapak Djauhari Oratmangun dan Ustadz kelahiran Portugal-Indonesia yaitu Ustadz Taufik Setyaudin Mahmud, M.A, kelahiran Portugal-Indonesia di wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing yang selanjutnya disebut wisma KBRI.
Baca juga: Ustadz Kelahiran Portugal-Indonesia Siap Kawal Ramadhan Selama 30 Hari
Acara buka puasa bersama di wisma KBRI ini diawali dengan sambutan hangat oleh Bapak Dubes Djauhari Oratmangun yang menyampaikan selamat datang kepada Ustadz Taufiq dan semoga dapat membimbing warga Indonesia khususnya umat muslim yang ada di Beijing selama bulan Ramadhan serta penyampaian atas kegiatan pemilu di Beijing yang berjalan baik dan lancar.

Kemudian sambutan dilanjutkan oleh
Ustadz Taufik sekaligus kuliah tujuh menit sebelum memasuki waktu berbuka puasa. Ustadz Taufiq membacakan QS. At-Tin ayat 1 yang berbunyi wat-tīni waz-zaitụn, wa ṭụri sīnīn yang artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, demi gunung Sinai. Kemudian lanjutan QS. At-Tin ayat 4-5 yang berbunyi laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm, ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn yang artinya: sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.


​“Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, manusia ini diciptakan menjadi makhluk yang paling sempurna melebihi makhluk-makhluk ciptaan lainnya. Allah SWT memberikan kesempatan bagi kita manusia dengan bekal kebebasan sehingga kita diberi kebebasan untuk bertindak, memilih dan memberikan bekal kepada kita umat manusia berupa ilmu sehingga kita memiliki kekuatan lebih berupa daya untuk mengakomodir, menyimpulkan sesuatu, memberi nama, mengidentifikasi sesuatu sampai kemudian menjadi teori. Antara kebebasan dan ilmu ini lah yang tidak boleh dilepaskan oleh diri kita sebagai manusia, ketika kita ini diberi tugas untuk mengelola dunia di atas muka bumi ini maka dalam diri kita akan timbul sebuah keinginan atau hasrat agar kita menjalani tugas ini sebaik mungkin untuk kebahagiaan pribadi, keluarga maupun lingkungan kita”, terang beliau.

Picture
​Sambutan dan Ceramah oleh Ustadz Taufiq
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Ustadz Taufik menambahkan “kebebasan dan ilmu itulah yang nanti akan terwujud atau mengkristal dalam dua bentuk: yang pertama adalah dalam bentuk semangat dan yang kedua adalah dalam bentuk ambisi. Kita harus pandai membedakan 2 hal tersebut antara semangat dengan ambisi, apabila semangat inshaallah itu nilainya yang terbaik akan tetapi ada yang perlu kita waspadai bersama adalah dalam bentuk ambisi, ambisi ini lah yang kita bisa pahami bisa jadi awalnya semangat tapi terlalu menggebu-gebu dan kemudian karena terlalu bersemangatnya sehingga melewati batas, ketika melewati batas itulah yang menjadi sebuah ambisi dan cenderung untuk menghalalkan segala cara dalam mendapatkan apa saja sesuai hasrat dan keinginan yang bisa diperoleh dari jalan mana saja.
Baca Juga: Fenomena Garis Lucu vs Garis Keras (bagian 1)
Orang kidul berkata “walwal kuwal kadal kabeh diuntal……..” artinya apa saja kalo dia mau pokoknya diambil saja tidak menghiraukan halal atau haram, agama apa saja kalo pemeluknya menghalalkan segala cara maka nilai-nilai keagamaannya akan ditinggalkan begitu saja”.

Baca Juga : Fenomena Garis Lucu Vs Garis Keras (bagian 2-habis)
“Oleh karena itu, disinilah letaknya agama, allah swt menurunkan rahasia-rahasia terbesarnya kepada kita umat manusia, informasi itu diberikan lewat waktu yang diberikan oleh manusia-manusia pilihan bahwa inilah yang sesungguhnya menjadi pedoman bagi umat manusia agar dalam kehidupannya nanti dia bisa menjalankannya fungsinya dengan baik, kebahagiaan tetap bisa diperoleh tetapi tidak mengorbankan kebahagiaan orang lain”, imbuhnya.
Picture
​Mahasiswa mendengarkan ceramah dari Ustadz Taufi, menjelang berbuka puasa
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Kemudian beliau menjelaskan “Inilah yang sesungguhnya ketika umat muslim diajarkan untuk berpuasa tujuan utamanya adalah “tattaqụn” yang artinya bertaqwa. Orang yang bertaqwa itu dalam artian yang lebih luas mengartikan bahwa setiap kita manusia seharusnya merasa sadar atau bentuk kesadaran yang ada dalam diri kita bahwa setiap gerak gerik yang kita lakukan itu selalu berada dalam pengawasan oleh Allah SWT yang abadi dan akan terekam jejaknnya oleh malaikat yang selalu mencatat baik atau buruknya kita untuk dilaporkan nanti pada hari kiamat.
Baca Juga : Kolaborasi Duo Kandidat Doktor (bagian 1)
Seperti dalam QS Al-Zalzalah yang berbunyi “fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah, wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah” yang artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”. “Inilah yang diajarkan oleh agama kepada kita agar kesadaran tumbuh dalam kehidupan kita bahwa kita ini makhluk ciptaan Allah SWT yang akan selalu bertanggungjawab atas perbuatan yang kita lakukan, baik yang dilakukan secara baik ataupun buruk dan akan kita peroleh nanti ganjarannya di hari kiamat”, jelasnya.

Picture
​Suasana penuh kehangatan Buka Puasa Bersama di Wisma KBRI Beijing
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Sambutan ini ditutup dengan pantun yang dibacakan oleh Bapak Dubes Djauhari Oratmangun yang berbunyi:
“Jalan-jalan saat musim semi di kota beijing,
Mawar semerbak ingin dipetik,
Ramadhan suci sudah dijelang,
Umat Beijing berbahagia ada ustadz Taufiq”
Waktu berbuka puasa pun tiba seusai Bapak Dubes Djauhari Oratmangun membacakan pantunnya, kemudian warga Indonesia di Beijing bersama Bapak Dubes yang milenial yaitu Bapak Djauhari Oratmangun dan Ustadz Taufiq kelahiran Portugal-Indonesia berbuka puasa dan dilanjutkan dengan shalat magribh berjamaah bagi umat muslim. Suasana buka puasa bersama ini sangat begitu hangat dan penuh keakraban dengan ditemani menu utama yang khas Indonesia seperti sayur lodeh, balado teri kacang dan daging dengan sambal kecap serta tak ketinggalan pendampingnya yaitu kerupuk.
Picture
​Bapak Duta Besar beserta umat muslim yang ada di Beijing
(Firmansyah/PCIMT/LPB)
Baca Juga : Kolaborasi Duo Kandidat Doktor (bagian 2-habis)
Kehangatan suasana buka puasa bersama ini ditutup dengan foto bersama dan seperti pada malam di bulan suci Ramadhan sebelumnya yaitu shalat isya dan sunnah tarawih serta witir berjamaah bagi umat muslim.​

Billahi fi sabililhaq fastabiqul khairat
Picture
Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
Baca Juga: Menyapa Ramadhan di Beijing
0 Comments

Makna “Abab” dan Hikmah Puasa

13/5/2019

0 Comments

 
Picture
Suasana Saat Ustadz Taufiq Berceramah
(Firmansyah/PCIMT /LPB/ BUCT)
Picture
KABARMUTIONGKOK.ORG. Beijing, 11/05/19. Disela-sela ceramahnya Ustadz Taufiq yang membahas tentang keistimewaan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan di Aula KBRI Beijing, beliau mengeluarkan Bahasa Portugal yaitu “ABAB”. Pada awalnya Ustadz Taufiq menyampaikan bahwa “amal ibadah di bulan suci Ramadhan khususnya puasa menyimpan banyak sekali hikmah untuk kita semua karena ibadah puasa ini merupakan amal ibadah yang spesial untuk kita semua dan ganjaran pahalanya dilipat gandakan”.

Beliau menjelaskan keistimewaan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dalam
Hadits Qudsi yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ yang artinya: Allâh Azza wa Jalla berfirman, Semua amal perbuatan anak Adam untuk dirinya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya. Jadi kualitas puasa antara kita dengan yang lain itu tidak ada yang tahu ganjaran pahalanya kecuali Allah SWT, yang pasti ganjarannya berbeda dengan bagaimana kita mengisi waktu selama kita berpuasa. Dalam lanjutan haditsnya, Ustadz Taufiq menerangkan bahwa “وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ” yang artinya Puasa adalah tameng atau perisai diri. “Ini berarti puasa itu sesungguhnya merupakan alat yang dijadikan oleh Allah SWT kepada kita untuk dapat menahan diri, masing-masing dari kita sudah mendapatkan tameng atau perisai diri tinggal seberapa kuat pertahanan yang kita miliki”, ujarnya.

Baca juga: Ustadz Kelahiran Portugal-Indonesia Siap Kawal Ramadhan Selama 30 Hari

​Ustadz Taufiq
 mengatakan bentuk tameng atau perisai diri itu dalam hadits ini yaitu yang berbunyi
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ.  yang artinya: Apabila seseorang diantara kamu berpuasa, janganlah berkata jorok/kotor dan berteriak-teriak/kasar. Apabila ada orang yang mencaci makinya atau mengajak bertengkar, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’. “kita ini umat sesama muslim tidak boleh berlanjut dengan hal-hal yang tidak boleh kita larut dalam pertentangan hal-hal yang bersifat bukan prinsip kalau sifatnya yang bersifat furu’iyah kita bias berbeda pendapat jangan terlalu diumbar perbedaan itu kemudian kita saling gontok-gontokkan satu sama lain,” tutur beliau.

Picture
​Suasana Saat Shalat Tarawih di Aula KBRI Beijing
(Firmansyah/PCIMT/LPB/BUCT)
Kemudian beliau melanjutkan haditsnya yang berbunyi لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ yang artinya: Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak misk/kesturi. Dalam menerangkan penggalan hadits inilah beliau mengeluarkan Bahasa Portugal-Indonesia “ABAB” yaitu orang yang membuka mulut dan mengeluarkan bau kurang sedap di siang hari, dalam bahasa Indonesia abab adalah bau mulut, sembari disambut dengan tawa jama’ah shalat. “Ada keindahan tersendiri yang bahwa menurut allah swt yang dzahir tidak selalu mencerminkan yang batil, justru bau yang tidak sedap yang muncul dari puasa kita itu yang menurut Allah SWT sesungguhnya lebih wangi walaupun jangan diumbar”, terangnya.

Baca juga : Menyapa Ramadhan di Beijing
Kemudian Ustadz Taufiq menutup ceramahnya dengan melanjutkan penggalan terakhir dari hadits tersebut yang berbunyi لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ صَوْمِهِ yang artinya: Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu dengan Allah SWT di hari kiamat nanti. Seusai ceramah, Ustadz Taufiq memimpin shalat isya dan shalat sunnah tarawih serta witir. Betapa agungnya hadits ini karena di dalamnya dijelaskan secara umum dan disebutkan puasa secara khusus, keutamaannya dan pahal yang diperoleh segera maupun yang akan mendatang. Semoga kita semua mendapatkan keistimewaan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini agar kita menjadi orang yang semakin bertaqwa kepada Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

​
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.

Picture
Pewarta: M. Firmansyah/PCIMT-Regional Beijing/LPB/BUCT
0 Comments
<<Previous
    Picture

    Berita

    Memuat berbagai berita penting dalam kategori : Berita Nasional, Berita Internasional, Serambi Tiongkok

    Archives

    January 2021
    December 2020
    November 2020
    October 2020
    August 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    May 2018
    December 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017

    Categories

    All
    Berita Nasional
    Islam Tiongkok
    Muhammadiyah Beijing
    Muhammadiyah China
    Muhammadiyah Nanjing
    Muhammadiyah Shanghai
    Muhammadiyah Tiongkok
    Muhammadiyah Wuhan
    PCIMT Beijing
    PCIM Tiongkok
    PCIMT Shanghai
    PCIMT Wuhan
    PPI Tiongkok
    PRIM Nanjing
    Serambi Tiongkok

    RSS Feed

    Bekerjasama Dengan BPTI UHAMKA

BERANDA
BERITA     
WAWASAN
  

REPORTASE NETIZEN
​OPINI NETIZEN
AGENDA
GALERI
POLING ARTIKEL FAVORITE
Flag Counter
Picture
​

PCIM TIONGKOK
kabarmutiongkok.org
Di Dukung Oleh BPTI UHAMKA